"Saya curiga penangkapan yang dilakukan oleh KPK adalah titipan dari pesaingnya," kata Fahri di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (15/2/2018).
"Bagaimana kalau kandidat yang berpotensi kalah mengorder penangkapan dari KPK," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Fahri Hamzah: KPK Cocoknya Pindah ke Korut! |
Dia mengatakan KPK mungkin bersekongkol dengan calon-calon kepala daerah yang saat ini sedang bersaing dalam Pilkada Serentak 2018. Sebab, kata Fahri, KPK saat ini tidak bisa diawasi.
"Jadi persekongkolan di dalam tubuh KPK mungkin terjadi karena mungkin ada demand dari 171 kepala daerah yang sekarang sedang bertanding ini. Mungkin saja, KPK kan kita tidak bisa diawasi," jelasnya.
Politikus PKS itu pun kembali menyinggung soal pernyataannya tentang KPK kemarin (14/2). Ia menyebut posisi KPK yang saat ini tidak bisa diawasi itu mirip dengan sistem pemerintahan Korea Utara.
"Kalau sekarang kayak Korea Utara kan. Kim Jong Un presiden KPK ini. Karena dia bekerja dengan pola tidak bisa diawasi," pungkasnya. (tsa/tor)