"Teman-teman dari BMKG mengatakan bahwa salah satu kewaspadaan yang harus kita tingkatkan adalah di sekitar wilayah Jatinegara itu atau wilayah yang dekat dengan Berlan ya. Diprediksi ada patahan atau ada patahan yang selama ini tidak aktif," kata Sandiaga di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (13/2/2018).
Laporan dari BMKG itu diterima Sandiaga, Senin (12/2) kemarin. Saat ini, pihak BMKG sedang menganalisis patahan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Analisa sementara, jalanan retak akan kembali timbul jika terjadi gempa. Bahkan, patahan di bawah tanah itu dapat pula berimbas terhadap bangunan-bangunan yang ada di sekitar patahan tersebut.
"(Potensinya ada) dua, satu adalah gempa, nomor dua adalah tentunya pergerakan-pergerakan khususnya yang berkaitan konstruksi dan gedung-gedung yang berada di sekitar patahan tersebut," imbuh dia.
Sementara itu, BMKG bersama Badan Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI dan BPBD DKI, saat ini juga sedang menyusun standar operasional prosedur (SOP) mengenai penanganan bilamana terjadi gempa.
"Karena kita punya golden period, setiap ada gempa kalau itu 200 km kira-kira kita punya waktu 20 detik. Jadi SOP apa saja yang perlu dicermati dan diinstitusionalisasikan oleh Pemprov dan masyarakat Jakarta harus mengetahui," papar Sandiaga. (zak/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini