Sejumlah delegasi Afghanistan tersebut tampak meninggalkan Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Senin (12/2/2018, sekitar pukul 16.25 WIB. Duta Afghanistan untuk Indonesia, Roya Rahmani, mengatakan pertemuan tersebut umumnya membahas tentang kunjungan ulama Afghanistan ke Indonesia.
"Diskusi dengan Wapres umumnya tentang ulama Afghanistan yang sedang berkunjung ke Indonesia. Dan besok akan bertemu dengan MUI di Jakarta," kata Roya usai pertemuan dengan Wapres JK.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertemuan baru saja, lebih banyak membicarakan tentang kepentingan ulama. Tetapi tentu saja, pertemuan ini ada kaitannya dengan rencana kunjungan Wapres ke sana," ujar Roya.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengatakan pertemuan tersebut merupakan suatu kesinambungan pembahasan proses perdamaian di Afghanistan.
"Jadi kan kalau teman-teman memperhatikan dalam beberapa bulan terakhir ini ada satu intensitas saling kunjung, komunikasi dan sebagainya. Dan ini adalah bagian dari proses tersebut," ujar Retno.
Retno mengungkapkan, Wapres JK juga diundang untuk hadir di lab peace proces di Kabul, Afghanistan pada 28 Februari mendatang. Sebelumnya, pagi tadi Retno juga sudah menerima delegasi Afghanistan dari unsur pemerintah setingkat menteri.
"Pagi tadi saya juga sudah menerima ketua rombongannya, jadi titelnya adalah menteri, setingkat menteri, tapi beliau adalah sebenarnya advisor kepada Presiden. Nah saya 'tete a tete' selama selebih satu jam, kami sudah bicara mengenai masalah detail, tapi mohon maaf saya tidak bisa menyampaikan detilnya seperti apa," kata Retno.
"Intinya adalah bahwa, satu intensifikasi komunikasi kita lakukan. Yang kedua, Indonesia dari komunikasi. Komunikasi ini tidak hanya dengan pemerintah Afghanistan, tetapi dengan yang lain-lain karena Indonesia percaya, atau bisa diterima untuk bisa memberikan kontribusi untuk peace process-nya," imbuh Retno.
Menurut Retno, para delegasi Afghanistan sangat mengapresiasi komitmen dan kerja keras Indonesia dalam upaya perdamaian di Afghanistan. Indonesia dapat diterima semua pihak yang berselisih di Afghanistan.
"Mereka mengatakan hubungan kita sejak lama, dari sejak awal berdirinya negara kita sudah berhubungan. Tetapi 'this time' ada sesuatu hubungan yang baru, dengan komitmen Indonesia, dengan keseriusan Indonesia membantu mereka," ucap Retno.
![]() |
Selain itu, upaya perdamaian Afghanistan yang dilakukan Indonesia, termasuk kunjungan Presiden Joko Widodo akhir Januari lalu, dipandang sebagai harapan baru bagi perdamaian di Afghanistan.
"Ini menurut mereka, mereka yang menyampaikan. Dan para ulama di Afghanistan juga mengharapkan bahwa dapat terjadi perdamaian di Afghanistan," tutur dia.
Kepala Sekretariat Wakil Presiden, Mohamad Oemar menyebut delegasi High Peace Council (HPC) tersebut terdiri dari unsur pemerintah dan beberapa mantan anggota kelompok di Afghanistan.
"High Peace Council (HPC) yang dateng beberapa waktu lalu kan komponennya ada pemerintah, ada eks-Taliban, ada eks-Muhajidin dan sebagainya. Nah ini mau merangkul semua kelompok lagi dengan cara ulama itu yang kasih fatwa nanti. Jadi bukan hanya ulama Afghanistan, tapi juga ulama Pakistan karena Pakisatan juga meng-host persembunyian beberapa kelompok," ungkap Oemar. (nvl/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini