Atas peristiwa itu, DPRD DIY meminta Pemda menggelar apel Yogya damai untuk melawan teror dan membangkitkan semangat melawan teror. Peserta apel yang melibatkan ormas dan tokoh masyarakat. Karena dampak teror dianggap sangat serius dan dikahwatirkan wisatawan takut ke Yogyakarta.
"Dengan format kabudayan gaya Yogya, jadi tidak semata-mata orang baris berbaris tidak, tapi ada aksi-aksi kebudayaan," kata Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto di DPRD DIY, Senin (12/8/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemda harus menjalankan tugasnya untuk pengawasan pendatang, sebagaimana kita ketahui pelaku ini belum lama di Yogya. Perlu meningkatkan koordinasi intelijen, lembaga-lembaga yang memiliki kewenangan intelejen harus lebih baik lagi, untuk mencegah agar tidak ada aksi-aksi teror, intoleransi, kekerasan,"katanya.
Kepala Kesbangpol DIY, Agung Supriyono menambahkan masyarakat harus bisa menyikapi kejadian tersebut secara dewasa jangan sampai mudah terpancing. Diharapkan masyarakat jangan mudah membuat interpretasi atas kemauannya yang mereka tidak tahu apa yang sesungguhnya terjadi.
"Ini sesuatu yang sama sekali, sama sekali bukan sesuatu ancaman yang terencana, kan tidak. Artinya apapun kekuatan intelijen di kita, apapun sinergitas itu, maling atau siapapun yang menghendaki itu selalu membuat momen-momen yang spektakuler," kata Agung Supriyono di DPRD DIY.
Pihaknya berharap aparat menangani dengan cepat sehingga kasus ini terungkap jelas. Dia menilai peristiwa ini merupakan potensi tidak dikelola dan dibarengi kesiapan warga akan jadi kondisi yang mengkhawatirkan.
"Masayarakat jangan mudah terpancing, ini kesempatan pada pihak tertentu yang mungkin menjadikan ancaman bagi yang lain, padahal tidak. Sehingga jangan mudah masyarakat membuat intrepretasi menurut kemauannya, yang mereka tidak tahu sesungguhnya ini apa, ini insiden apa sih. Mari kita sikapi dengan kewaspadaan yang lebih," kata Agung. (sip/sip)