Pesan Cak Imin di Hari Pers: Bukan Hanya Berkabar, tapi Juga Mengajar

Pesan Cak Imin di Hari Pers: Bukan Hanya Berkabar, tapi Juga Mengajar

Mega Putra Ratya - detikNews
Jumat, 09 Feb 2018 18:07 WIB
Pesan Cak Imin di Hari Pers: Bukan Hanya Berkabar, tapi Juga Mengajar
Cak Imin di hari jadi Fraksi PKB (Lamhot Aritonang/detikcom)
Jakarta - Ketum PKB Muhaimin Iskandar atau akrab disapa Cak Imin memiliki pesan khusus di Hari Pers Nasional. Apa isi pesan itu?

"Karena yang penting dari pers bukan hanya berkabar, namun juga mengajar," ujar Cak Imin dalam keterangannya, Jumat (9/2/2018).

Cak Imin juga bercerita soal kebiasaannya di pagi hari membaca media massa sambil menyeruput secangkir kopi. Dulu kebiasaannya membaca berita di media cetak, tapi kini dia terbiasa membaca dari media online.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dulu, koran cetak selalu dibaca sambil seruputan. Tapi kini, ia sudah tergantikan oleh smartphone. Berita-berita di media online menghampiri layar HP saya setiap detik," ungkapnya.

Berikut pesan Cak Imin selengkapnya:

Dear teman-teman media
Para jurnalis, reporter, kontributor, koresponden, editor, redaktur, dan semuanya

Setiap hari, kopi panas masih membuka pagi saya. Namun ada kebiasaan lama yang lenyap tidak kembali. Dulu, koran cetak selalu dibaca sambil sruputan. Tapi kini, ia sudah tergantikan oleh smartphone. Berita-berita di media online menghampiri layar hp saya setiap detik. Media sosial rajin berkabar ragam soal, dari yang tidak penting, dusta, sampai konyol pun, bisa saya konsumsi gratis tanpa diminta.

Zaman bergerak, berubah.

Mungkin ini era sunset bagi media cetak bahkan televisi. Digitalisasi sudah menggantikan semuanya. Sebab kini semuanya menjadi lebih cepat, lebih instan, siap saji.

Kecepatan menyajikan berita menjadi kunci. Lalu.bagaimana dengan ketepatan? Keberimbangan? Dan juga...keberanian?

Tidak ada resep jitu untuk menjawab bagaimana menjaga keberimbangan itu. Namun pers, sebagaimana semua profesi, adalah tentang manusia. Manusia yang menulis tentang manusia lain. Maka, ia harus dibekali dengan pengetahuan yang cukup, kemampuan teknis yang memadai, objektivitas, rasa ingin tahu yang sehat, kesantunan dalam.berelasi, dan tahu menempatkan diri.

Soal manusia adalah soal pemenuhan kebutuhan hidup. Saya berharap para pemilik media memberikan perhatian besar soal kesejahteraan jurnalisnya. Kita tidak bicara kejujuran dan integritas di ruang hampa. Ia membutuhkan tanah subur untuk mekar, menjadi pola pikir dan kultur. Penghasilan yang memenuhi kebutuhan dasar menjadi basis untuk menagih profesionalisme dan integritas jurnalis.

Karena yang penting dari pers bukan hanya berkabar, namun juga mengajar.

Selamat Hari Pers Nasional

Muhaimin Iskandar (ega/fjp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads