Curahan Hati Sumardi yang Nekat Antar Anak Seberangi Sungai ke Sekolah

Curahan Hati Sumardi yang Nekat Antar Anak Seberangi Sungai ke Sekolah

Usman Hadi - detikNews
Kamis, 08 Feb 2018 11:53 WIB
Sumardi bergantian dengan tetangganya menyeberangkan anak-anaknya melalui Sungai Oya. Foto: Usman Hadi/detikcom
Bantul - Sumardi (35) nekat menyeberangkan anaknya melewati Sungai Oya, Bantul memakai ban karet. Dia terpaksa, karena cara tersebut dinilai paling efektif agar anaknya lekas sampai di sekolah.

"Anak saya, Fiki (7), sekolah di SD N Kedungmiri, Desa Sriharjo. Kalau dari sini (Kedungjati, Selopamioro) ya harus menyeberangi Sungai Oya," kata Sumardi , warga Dusun Kedungjati, Selopamioro, Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kepada detikcom sesuai menyeberangkan anaknya, Kamis (8/2/2018).

Sumardi mengatakan, sudah 2 bulan ini dia bergiliran dengan tetangganya mengantarkan anak mereka menyeberangi sungai memakai ban karet. Upaya ini mereka lakukan karena jembatan gantung di desa tersebut putus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anak-anak sekolah menyeberangi Sungai Oya pakai ban. Anak-anak sekolah menyeberangi Sungai Oya pakai ban. Foto: Usman Hadi/detikcom

"Jembatan gantung (yang menghubungkan Desa Selopamioro dengan Desa Sriharjo) putus sejak bencana banjir November (2017) kemarin. Sementara di sini tidak ada transportasi lain," jelasnya.

Setelah jembatan gantung terputus, sebenarnya sebagian warga secara swadaya membuat rakit untuk menyeberangi sungai. Namun rakit tersebut jauh dari kediaman Sumardi, sehingga dia lebih memilih menyeberangkan sendiri anaknya memakai ban karet.


"Masalahnya kan begini, anak-anak kan jalan, bilang 'Pak kalau lewat sana (memakai rakit) kan jauh, mutar' begitu. Kemarin ada yang jatuh juga, karena kan jalannya setapak. Kemudian, terus ini pakai ban dikasih bak itu," paparnya.

Selain bisa lewat rakit, sambung Sumardi, sebenarnya untuk ke sekolah anak-anak bisa melewati jalan raya. Namun jarak yang harus ditempuh bila lewat jalan raya terlalu jauh, yakni sekitar 10 kilometer dari rumah mereka.

Sudah dua bulan 3 bocah ini menyeberangi Sungai Oya pakai ban saat berangkat ke sekolah.Sudah dua bulan 3 bocah ini menyeberangi Sungai Oya pakai ban saat berangkat ke sekolah. Foto: Usman Hadi/detikcom


Sebenarnya Sumardi pernah terbesit untuk memindahkan sekolah anaknya ke SD yang lebih dekat. Namun upayanya ini tidak berhasil, karena Fiki merasa nyaman bersekolah di SD N Kedungmiri dan tidak mau dipindahkan.


"Anak-anak bilang 'Pak aku nggak mau pindah sekolah'. Makanya, bisa nggak bisa ya orangtuanya yang mengalah, satu-satunya jalan ya menyebrang ini," ucapnya.

Dia menyadari sebenarnya menyeberangkan anak memakai ban karet penuh dengan risiko. Sempat muncul kekhawatiran bila anak yang menaiki ban tersebut jatuh ke sungai. Namun risiko ini dia ambil agar si anak tetap mau sekolah.

"Harapan warga Kedungjati ya segera dibuatkan jembatan, biar mudah anak-anak sekolah," pungkas dia. (sip/sip)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads