Cerita tersebut disampaikan ayah Mukhmainna, Syamsudin Ismail, kepada wartawan di RS Siloam Karawaci, Tangerang, Selasa (6/2/2018). RS ini merupakan tempat Mukhmainna menjalani perawatan.
Dijelaskan Syamsudin, sebelum kejadian, dia sempat berkirim pesan lewat WhatsApp dengan Mukhmainna. Saat itu putrinya sedang dalam perjalanan pulang di dalam mobil bersama rekannya, Dianti Dyah Ayu Cahyani Putri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semalam sebelum kejadian, saya sempat WA sama dia. Tapi kalau ada yang WA dalam mobil, itu tidak ada. Tapi kalau dia proses menuju pulang dan dia bilang, 'Pak, gelap, serem euy. Huft'. Nah, itu saya dapat 5 menit lost contact saya tunggu," jelasnya.
![]() |
Syamsudin mengatakan membalas WhatsApp tersebut, namun hingga 2 jam tidak ada lagi balasan. Dia pun mencoba bertelepon, namun nomor ponsel putrinya itu tidak aktif.
Singkat cerita Syamsudin mencari tahu ke sana-kemari. Dua pun memastikan lewat pemberitaan di berbagai media dan akhirnya meyakini bahwa putrinya jadi korban kecelakaan beton ambrol di underpass jalan perimeter selatan Bandara Soekarno-Hatta.
Terlepas dari itu semua, Syamsudin mengaku bersyukur putrinya selamat dari maut. Menurutnya, kondisi Mukhmainna jauh membaik setelah dirawat di RS Siloam Karawaci.
"Ini kebesaran Allah yang patut kita syukuri bahwa tidak ada yang tidak kalau Allah yang berkendak," ucapnya.
Mobil yang ditumpangi Mukhmainna bersama rekannya, Dianti Dyah Ayu Cahyani Putri, tertimpa longsoran beton dan tanah di kawasan Bandara Soekarno-Hatta pada Senin (5/2) pukul 17.00 WIB kemarin. Mukhmainna dan Putri adalah karyawan GMF bagian financial analyst. Putri adalah karyawan tetap dan Mukhmainna adalah karyawan outsourcing.
Putri akhirnya bisa dievakuasi dini hari, sekitar pukul 02.50 WIB. Adapun Mukhmainna dievakuasi pada pukul 07.05 WIB. Namun Putri, yang berusia 24 tahun, meninggal dunia di RS Mayapada, Tangerang. (hri/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini