"Memang nggak bisa tiba-tiba, rencana harus matang, dan rencana itu jangan dimentahkan lagi. Misalkan dulu programnya Jokowi (Joko Widodo)- Ahok (Basuki Tjahaja Purnama). Lalu programnya Foke (Fauzi Bowo), tidak pernah kemudian Jokowi tidak pernah mengganti program Foke dan dia dalami. Diteruskan dan dikembangkan, dan berharap Anies-Sandi melakukan hal yang sama," kata pengamat Tata Kota Universitas Indonesia Firdaus Ali saat berbincang dengan detikcom, Senin (5/2/2018) malam.
Firdaus mengakui kondisi banjir yang melanda Jakarta akibat cuaca ekstrem. Dia menyayangkan Pemprov DKI yang selalu gagap setiap menanggulangi banjir di Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Firdaus mengatakan Anies-Sandi harus terus melakukan normalisasi dan sumur-sumur resapan. Dirinya juga meminta Pemprov DKI berkoordinasi dengan kota penyangga dalam mengatasi banjir.
"Normalisasi sungai, penataan kembali, mendorong membuat sumur resapan. Melakukan injeksi ke dalam tanah, kemudian memperbaiki jaringan drainase yang ada. Kemudian mempercepat Waduk Ciawi dan Cimahi. Dan koordinasi dengan pemerintah Jawa Barat," paparnya.
Firdaus mengatakan terlalu dini bagi warga untuk menilai kinerja Anies-Sandi. Menurutnya, banjir kali ini merupakan ujian di awal-awal pemerintahan Anies-Sandi.
"Pemprov DKI Jakarta di era Anies -Sandi kan mereka belum 4 bulan memimpin ya. Ya mungkin kalau kalau menuntut mererka terlalu dini. Kalau kita lalai mengelolanya berbahaya. Tentunya kita berharap Pemprov DKI Jakarta tidak gagap menghadapi ini. Ini kan pengalaman pertama Anies-Sandi menghadapi banjir," paparnya. (fdu/dnu)