Atasi Banjir Ekstrem di Jakarta, Pengamat Minta RTH Ditambah

Atasi Banjir Ekstrem di Jakarta, Pengamat Minta RTH Ditambah

Muhammad Fida Ul Haq - detikNews
Selasa, 06 Feb 2018 10:04 WIB
Foto: Para personel Basarnas mengevakuasi korban banjir di Jakarta. (Dok Basarnas)
Jakarta - Pengamat Tata Kota dari Universitas Trisakti Nirwono Joga mengatakan Pemprov DKI perlu mengubah program untuk menangani banjir di Jakarta. Nirwono Joga mengatakan banjir di Jakarta dapat teratasi dengan penambahan ruang terbuka hijau (RTH) yang cukup.

"Prinsip pemerintah kita pada waktu musim hujan, seperti hujan seperti sekarang supaya dia tidak banjir. Prinsip yang dilakukan itu adalah membuang air hujan secepat-cepatnya ke laut. Itu prinsip dasar yang salah. Musim hujan itu harus dilihat sebabnya. Untuk menampung air sebanyak-banyaknya agar bisa diserap sebesar-besarnya ke dalam tanah. Karena itulah yang harus dibangun tadi, waduk, situ, empang, supaya air hujan sekarang ditampung sebelum dibuang ke saluran air atau ke sungai," kata Nirwono saat dihubungi detikcom, Senin (5/2/2018) malam.

Nirwono mengatakan ruang terbuka hijau di Jakarta masih mencapai total 9,98 persen dari yang seharusnya 30 persen. Dia mengatakan benyak pemukiman yang dibangun di atas jalur hijau menambah sulit proses penghijauan Jakarta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita perlu memperbanyak daerah resapan air berupa ruang terbuka hijau. Nah kalau kondisi sekarang hanya 9,98 persen. Padahal idealnya kita 30 persen dari total luas wilayah DKI. Dan justru banyak pemukiman-pemukiman justru tumbuh atau dibangun di atas daerah ruang terbuka hijau," jelasnya.

Untuk mengembalikan ruang terbuka hijau, Nirwono meminta Pemprov DKI terus melakukan penertiban di pemukiman warga yang berada di jalur hijau. Dia juga mengusulkan Pemprov DKI fokus membangun rusunawa sebagai lokasi untuk warga yang dipindahkan.

"Kalau itu dilakukan naturalisasi sungai tadi, mau tidak mau relokasi warga di bantaran kali. Di tahun 2012-2017 semestinya, ada empat sungai yang ditargetkan selesai yaitu Ciliwung, Pesanggrahan, Angke dan Sunter. Dan sampai dengan 2017 kemarin rata-rata pembangunannya itu belum mencapai 50 persen. Jadi banyak PR yang harus dilakukan, karena kendala utama adalah pembebasan lahan tadi," jelasnya.

Nirwono juga memberikan solusi paling realistis bagi Pemprov DKI dalam menghadapi banjir dalam waktu dekat. Di antaranya adalah mempersiapkan pompa-pompa untuk membuang air, menyiapkan tempat evakuasi warga, dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat jelang terjadinya banjir musiman tersebut.

"Ini paling realistis, tapi ini tidak menyelesaikan persoalan," sebutnya. (fdu/dnu)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads