"Museum ini bisa mejadi wisata sejarah. Bukan mengultuskan, tapi semangat Multatuli agar warga tak tertindas," kata Bupati Lebak Iti Octavia kepada detikcom, Lebak, Banten, Senin (5/2/2018).
Di museum juga ada sejarah perjuangan dan gerakan antikolonialisme. Termasuk pejuang-pejuang dari Lebak dan kebudayaannya. Ia juga mengatakan akan ada patung Multatuli dan tokoh di novel Max Havelaar yaitu Saijah-Adinda yang dibuat oleh maestro patung Dolorosa Sinaga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, dari kerja sama yang dilakukan semenjak 2016 ini, ada tegel bekas kediaman Multatuli di Lebak berhasil dibawa. Menurut Iti, tegel itu adalah jejak Multatuli di Lebak dan dibagi dua dengan Perhimpunan Multatuli sebagai tanda persaudaraan.
Sebetulnya, ada sebuah peta terkait Multatuli yang bisa dibawa ke Indonesia dari Belanda sebagai salah satu koleksi museum. Namun, karena perawatannya yang sulit dan menggunakan tekhnologi tinggi, peta tersebut urung dibawa sebagai salah satu koleksi museum.
Pembangunan museum antikolonoal sendiri, Iti mengatakan berlangsung 2,5 tahun semenjak 2016. Museum Multatuli berdiri di bekas kantor kewedanaan pada tahun 1838. Museum ini kecil, namun bisa menjadi museum antikolonial pertama di Lebak. (bri/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini