"Kita harus melihat, sebenarnya, posisi di partai dengan kabinet sebenarnya ini kan saling mendukung. Saling memperkuat. Dan saya punya keyakinan itu tak saling mengganggu," kata Idrus saat diwawancarai di kantornya, Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat, Rabu (31/1/2018).
Menurutnya, di Golkar sudah ada pembagian peran yang diatur dalam sistem partai berlambang pohon beringin tersebut. Dia kembali mengatakan adanya rangkap jabatan tersebut tak akan mengganggu kerja dirinya dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam kerja di pemerintahan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apalagi Golkar, Golkar itu sistemnya sudah jalan. Distribusi peran, delegation of authority yang sudah diatur dalam sistem. Maka, meskipun Pak Airlanga menjabat ketum dan Menteri Perindustrian, tak akan mengganggu kinerja baik di kementerian maupun Golkar," ucap Idrus yang kini menjabat sebagai Korbid Kelembagaan DPP Golkar.
Soal rangkap jabatan ini, Wakil Ketua DPR menilai rangkap jabatan menteri ini sebagai bentuk inkonsistensi kebijakan Presiden Joko Widodo. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini menilai Jokowi seperti menjilat ludah sendiri.
"Artinya seperti waktu itu Presiden menjilat ludahnya sendiri, gitu," ujar Fadli di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (23/1).
"Kalau dulu Presiden mengatakan tidak boleh rangkap jabatan dan sekarang boleh, saya rasa kita bisa tahu apakah satu kata dengan perbuatan," lanjutnya.
Selain itu, Ketua DPP PAN Yandri Susanto juga mengkritik Presiden Jokowi karena banyak menteri di Kabinet Kerja yang merangkap jabatan dengan jadi pengurus di partai. Dia mengingatkan seharusnya Jokowi memegang teguh komitmennya.
"Pertama, kalau kepengurusan Golkar, itu kan hak internal Golkar. Kami harus hormati apa pun keputusannya. Dia memang ada dua ruang yang berbeda, itu adalah masalah internal Golkar dan pemerintahan Pak Jokowi," kata Ketua DPP PAN Yandri Susanto di gedung DPR, kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (22/1). (jbr/van)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini