"Pendapatan enggak ada pengaruhnya selama 3 hari ini . Kan tuntutan kita dibuka jalan (Jatibaru) itu. Kalau dibuka baru berpengaruh lagi karena sewa banyakan di sana (kawasan penataan)," ujar Rudi (33), sopir angkot M08 Tanah Abang-Kota saat ditemui di Jl Jatibaru, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (1/2/2018).
Dulu sebelum Jl Jatibaru ditutup dari kendaraan umum, pendapatan Rudi minimal Rp 100 ribu. Namun sejak ditutup pada 22 Desember 2017, Rudi hanya bisa mengantongi Rp 50 ribu per hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Hal senada juga diutarakan sopir angkot bernama Yusuf (52). Dia meminta agar Jl Jatibaru dibuka kembali agar pendapatan para sopir kembali normal.
Sementara itu soal program OK Otrip, tanggapan beragam dilontarkan para sopir. Mereka setuju bergabung bila aturan dari program tersebut tidak menyulitkan.
"Saya sih setuju kalau nantinya gampang ngambil duitnya. Itu saja saya mah setuju jadi engga buru-buru nyari setoran kalau sekarang kan nguber-nguber setoran mulu. Saya sih mau-mau aja gabung OK Otrip kan kalau engga salah dia di gaji per bulan jadi lebih terjamin sayanya," kata Rustam.
Sedangkan sopir lainnya Ahmas Maul mengaku tidak setuju dengan program OK Otrip karena menganggap sistem penghasilan belum jelas.
"Kan nanti pasti kita dituntut jalan berapa Km juga karena kita digaji. Lebih baik kaya dulu lagi bebas kitanya. Ini kan mobil angkot begini masa dijadiin OK Otrip," kata Ahmas.
TransJ Tanah Abang Explorer berhenti beroperasi sejak Senin, 29 Januari karena demo sopir angkot. Sopir angkot menuntut Jl Jatibaru kembali dibuka normal karena penutupan membuat angkot M08, M03, dan M10 mengalihkan rute trayek.
(fdn/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini