"Kita sediakan tiga teleskop, satu teleskop kita sambungkan langsung dengan layar lebar," kata Kepala UPK Kota Tua Norviadi Setio Husodo saat dihubungi detikcom, Rabu (31/1/2018).
Layar lebar berukuran 8x5 meter akan dipasang di halaman Museum Fatahillah, kawasan Kota Tua, Tamansari, Jakarta Barat. Masyarakat secara gratis bisa datang ke kawasan Kota Tua Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain layar lebar, dua teleskop disediakan untuk pengunjung yang ingin melihat langsung gerhana bulan itu. Namun tidak semua pengunjung bisa melihat melalui teleskop tersebut.
"Kita batasi 50 sampai 100 orang. Estimasi kalau satu orang satu menit kan berarti 100 menit. Kalau lebih dari itu kan tidak bisa melihat gerhana bulannya," ucap Norvi.
Kota Tua berkerja sama dengan komunitas Abu Yahya Observasi. Untuk persiapan sendiri akan dilakukan pada pukul 14.00 WIB.
"Kita berdoa saja semoga tidak hujan," ucap Norviadi.
Gerhana super blue blood moon di Indonesia bagian barat dicatat BMKG akan mulai terjadi sekitar pukul 17.50 WIB dan berakhir pada pukul 23.10 WIB. Puncak gerhana diprediksi BMKG berlangsung pada pukul 20.30 WIB.
Masyarakat Indonesia, termasuk Jakarta, tetap bisa menyaksikan fenomena langka tersebut meski cuaca berawan dan hujan. BMKG memperkirakan Jakarta akan diguyur hujan lokal dan langit tertutup awan sekitar 62 persen.
"Ketika misalkan besok terjadi awan, kemudian hujan, kan kemudian menjadi cerah kondisi langitnya. Itu kemungkinan malah akan lebih terbuka untuk melihat. Misalkan pada saat siang-sore potensi hujan turun lebih awal, malah tutupan awannya menjadi terbuka," kata Kepala Deputi Bidang Meteorologi BMKG Mulyono Prabowo saat dihubungi, Selasa (30/1). (haf/nvl)











































