Bersatu Menghancurkan Monster Pelecehan Seksual

Bersatu Menghancurkan Monster Pelecehan Seksual

Aryo Bhawono - detikNews
Selasa, 30 Jan 2018 11:36 WIB
Foto: Larry Nassar (REUTERS/Brendan McDermid)
Jakarta - Tangis tak menghalangi mantan atlet senam Amerika Serikat (AS), Gwen Anderson, menumpahkan kesaksiannya di muka sidang Pengadilan Michigan, Selasa 16 Januari 2018. Ia adalah satu dari 156 pesenam korban pelecehan seksual dokter medis USA Gymnastic, Larry Nassar.

Amarahnya meluap ketika membacakan kesaksian. Ia merasa dikhianati oleh dokter yang menanganinya semasa menjadi atlet. Kepercayaan itu dibalas dengan pelecehan seksual.

"Saya mengajar anak usia 12, 13, dan 14 tahun setiap hari. Ketika melihat mereka, saya dihadapkan kenyataan betapa saya masih muda dan ringkih ketika kamu melecehkan kami," ucap Gwen.

Larry adalah dokter di Michigan State University (MSU), 1997-2016, dan menjadi koordinator medis USA Gymnastic (USAG) dari 1996 - 2014. Sepanjang kariernya, dia diduga melakukan pelecehan seksual kepada atlet remaja dan anak-anak.

Tampil berhadapan dengan pelaku pelecehan seksual bukan hal mudah bagi Gwen. Ia hanya berdiri sejauh sekitar 1,5 meter dan bertemu mata. Pertemuan itu, kata dia dalam wawancara dengan BBC, sangat berat.

Satu persatu amarah korban Larry Nassar mengalir deras. Mantan atlet AS lainnya, Kyle Stephen, tak menyisakan tangis di muka sidang. Ia lantang menyampaikan pesannya, perempuan kecil yang dulunya lemah kini telah menjadi wanita dewasa dan melawannya.

"Mungkin Anda tak mengira perempuan kecil kini tak lagi lemah. Mereka tumbuh dan bersatu untuk menghancurkan dunia Anda," ucapnya di muka sidang.

Hakim Rosemarie Aquilina yang memimpin sidang memberikan keputusan memberi setiap korban waktu yang sama untuk menumpahkan kesaksiannya. Ia membimbing setiap korban untuk memiliki keberanian berhadapan dengan Larry. Kejahatan monster itu telah lama tersembunyi. "Kalian bukan lagi korban tetapi penyintas," ucap dia.

Larry pernah mengajukan keberatan dengan agenda sidang pernyataan para korban ini. Namun Rosemarie menganggapnya lain, lima hari gelar sidang mendengarkan kesaksian masih terlalu pendek jika dibandingkan kenikmatan yang direngguk Larry selama pelecehan dan penderitaan seumur hidup para korban.

Palu diketukkan oleh Rosemary, 24 Januari lalu dengan total hukuman 175 tahun. Ia menyebutkan putusan itu sama saja dengan surat kematian Larry. Menurutnya lelaki itu masih menjadi bahaya bagi masyarakat.

Larry membantah semua kesaksian para korban. Menurutnya mereka hanya melakukan kesaksian itu karena ketenaran dan uang.
Namun kasus belum berakhir. Terungkapnya perilaku Larry ini membuat sejumlah pejabat MSU mengundurkan diri. Sejak 1990-an laporan kasus pelecehan seks oleh Larry mereka kesampingkan. Investigasi baru dilakukan pada 2014.

"Dr. Nassar adalah monster tetapi orang di sekelilingnya yang melindunginya juga monster. Mereka juga harus diperhitungkan perannya," ucap mantan atlet olimpiade Jamie Dantzsher. (jat/erd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads