Salah seorang sopir Mikrolet 03 Jurusan Karet-Roxy, Yadi, menyebut pendapatannya menurun drastis pasca penutupan Jalan Jatibaru. Menurut Yadi jalan Jatibaru di depan Stasiun Tanah Abang selama ini menjadi sumber penumpang paling banyak untuk trayek yang melintas di kawasan kawasan tersebut.
"Ya jelas berkurang habis, makanya kita demo. Paling ramai penumpang kan di depan Stasiun (Tanah Abang). Pas jalur ditutup kita terpaksa muter ke Cideng, sekarang sepi banget penumpang," ucap Yadi ditemui di Karet, Jakarta Pusat, Senin (29/1/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain penutupan jalan, keberadaan bus Tanah Abang Explorer yang dioperasikan PT TransJakarta juga ikut berkontribusi pada anjloknya pendapatan para supir angkot di kawasan tersebut.
"Menurun drastis, setoran sehari Rp 250.000. Sehari setelah dipotong setoran paling dapat bersih buat saya Rp 50.000, dulu sebelum ditutup jalan bisa Rp 100.000 lebih. Sudah sepi, sekarang ada bus itu (Tanah Abang Explorer)," tutur Yadi.
Menurutnya, angkot tak bisa jadi 'kambing hitam' salah satu penyebab macet di pusat grosir konveksi terbesar di Asia Tenggara itu.
"Lah bukan Mikrolet lah, itu kan namanya juga fasilitas umum, ada PKL banyak. Banyak yang punya kepentingan di situ, wajar banyak orang. Masa kemudian jalan ditutup buat jualan," ujar Yadi.
Selain itu, Yadi menyinggung banyaknya pengeluaran, salah satunya membayar pajak.
"Aku sih enggak ngerti-ngerti amat (kenapa ditutup). Pajak kita bayar 3 kali kalau angkot, satu pajak buat izin trayek, bayar KIR setahun dua kali, sama pajak kendaraan. Sekarang ditutup, ya sepi penumpang," kata Yadi kesal.
Menurut dia, para sopir angkot menolak beroperasinya bus TransJ Tanah Abang Explorer. Para sopir menilai keberadaan bus tersebut semakin menggerus pendapatan.
"Kita menolak adanya bus itu. Apalagi katanya rute busnya mau ditambah lagi sampai Kampung Melayu," sambungnya.
Diungkapkannya, akibat penutupan jalan dan beroperasinya bus Tanah Abang Explorer, dirinya kesulitan mengejar setoran.
Sopir angkot lainnya, Udin mengungkapkan solusi mengatasi kemacetan di Tanah Abang tak seharusnya dilakukan dengan menutup jalan. Akibat kebijakan Pemprov DKI itu, setorannya menurun dan tidak cukup.
"Enggak tahu ini kita mau demo lagi apa tidak. Saya nunggu teman-teman saya, jelas ini penumpang turun banget. Kadang duit enggak cukup buat setoran, jadinya tekor kita malah," ujar Udin.
Penutupan jalan Jatibaru dan beroperasinya bus Tanah Abang Explorer membuat angkot yang selama ini melewati Pasar Tanah Abang terpaksa mengalihkan rute trayeknya. Di antaranya Mikrolet M08 rute Tanah Abang-Kota, Mikrolet 03 rute Bendungan Hilir-Roxy, Mikrolet 03A Karet-Roxy, dan M10 rute Tanah Abang-Jembatan Lima. (nvl/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini