Lewat media sosial, publik Afghanistan melontarkan kemarahan mereka atas serangan bom yang diklaim dilakukan oleh kelompok militan Taliban itu.
"Kami sangat sedih di Kabul karena kami tidak tahu bagaimana memulai hari baru kami," tulis Freshta Karim lewat akun Twitter seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (29/1/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga Afghan menyoroti memburuknya keamanan seiring kelompok Taliban dan ISIS meningkatkan serangan-serangan di Kabul, sehingga menjadikan ibu kota Afghan itu sebagai salah satu tempat paling mematikan di Afghanistan bagi warga sipil.
"Di Kabul, memulai satu hari tanpa ledakan, itu akan mengejutkan. Seseorang hanya bisa mengkhayalkan hari seperti itu," demikian cuitan pengguna Twitter lainnya bernama Naser Danesh.
Warga juga melontarkan kemarahan pada pemerintah karena gagal melindungi warga. "Sangat memalukan bagi pemerintah, mereka berulang kali gagal melindungi rakyat. Para pemimpin harus kehilangan putra atau putri untuk bisa merasakan penderitaan rakyat yang malang," tulis Naweed Qaderi lewat akun Facebook.
Menurut kepala badan intelijen Afghanistan, Mohammad Masoom Stanekzai mengatakan, serangan bom tersebut sebagai reaksi oleh Taliban atas kekalahan-kekalahan mereka di medan tempur.
"Itu bukan berarti kelemahan dalam keamanan. Kami telah menggagalkan banyak serangan, namun beberapa memang sulit untuk dikontrol," kata Stanekzai.
Usai ledakan bom tersebut, otoritas Afghanistan menyatakan hari Minggu (28/1) waktu setempat sebagai hari berkabung nasional. Penjagaan keamanan pun ditingkatkan, khususnya di pos-pos pemeriksaan dekat lokasi ledakan.
Video 20Detik: Cerita Korban Soal Ledakan Maut Afghanistan
(ita/ita)