Dilansir dari ABC News, Senin (29/1/2018), informasi bertambahnya korban tewas ini disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri Afghanistan, Wais Barmak. Total korban luka disebutkan berjumlah 235 orang dari sebelumnya 150 orang.
Peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu (27/1) waktu setempat. Kelompok Taliban mengklaim sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam serangan ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Polisi Kabul menyatakan ledakan terjadi di dekat pintu masuk bekas gedung Kementerian Dalam Negeri. Kawasan ini cukup terkenal sebagai lokasi berbelanja.
"Saya sedang di toko kala itu. Saya mendengar suara bom yang besar," ujar seorang penjaga toko di lokasi, Haji Wali.
"Saya keluar dan membantu mereka yang terluka. Begitu banyak korban luka. Orang-orang tetap terbaring di jalan setapak menuju pertokoan," imbuhnya.
Reuters melaporkan, aparat keamanan memberi peringatan akan kemungkinan serangan susulan. Insiden bom bunuh diri menjadi yang paling mematikan di Afghanistan dalam setahun ke belakang.
Taliban menyatakan serangan yang mereka lakukan merupakan pesan untuk Presiden AS Donald Trump. Trump dianggap telah mengirimkan lebih banyak tentara AS ke Afghanistan pada 2017, serta memerintahkan serangan udara diperbanyak.
(rna/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini