Ini Kronologi Penganiayaan Pimpinan Ponpes Al Hidayah versi Santri

Ini Kronologi Penganiayaan Pimpinan Ponpes Al Hidayah versi Santri

Wisma Putra - detikNews
Sabtu, 27 Jan 2018 16:06 WIB
Masjid tempat penganiayaan Kyai Umar/Foto: Wisma Putra
Kabupaten Bandung - Gerak-gerik orang tidak dikenal atau terduga pelaku penganiayaan KH Umar Basri (60), Pimpinan Pondok Pesantren Al-Hidayah Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat sempat disaksikan oleh sejumlah santri.

"Menurut santri yang menyaksikan, pelaku datang seusai Salat Subuh, pelaku sempat salat satu rakaat," ujar salah satu santri dan kolega Pesantren Al Hidayah Iwan Ismail (35) kepada wartawan di Pesanteran Al-Hidayah Kampung Santiong 03/03, Desa Cicalengka Kulon, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Sabtu (27/1/2018).

[Gambas:Video 20detik]


Iwan mengungkapkan usai menunaikan salat subuh seluruh santri sungkem kepada pak kyai. Bada wiridan sama pak kyai, santri-santri keluar dan menuju ke madrasah untuk melakukan pengajian bada subuh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setelah itu tinggal satu orang santri yang terakhir menunggu karena ada satu orang yang tak dikenal (diduga pelaku), santri itu mengira apakah orang itu mau ketemu pak kyai atau tidak, tetapi orang asing ini tidak sungkem-sungkem ke pak kyai," ungkap Iwan.

Kemudian KH Umar memerintahkan santri itu untuk mematikan lampu masjid. Usai lampu dimatikan, santri itu meninggalkan kyai dengan pelaku.

Saat santri ini meninggalkan masjid, peristiwa penganiayaan ini terjadi, dan pelaku melarikan diri tanpa ada saksi yang melihatnya. "Di situlah tidak ada saksi terjadinya penganiayaan dan pemukulan itu," tutur Iwan.

Sebelumnya tidak ada yang mengetahui kyai atau guru yang dikenal oleh banyak santri itu telah dianiaya. "Ada seorang antri yang datang untuk salat subuh karena kesiangan dan menyalakan lampu. Melihat pak kyai sudah terkapar, melihat pak kyai di dekat jendela dan memberikan isyarat minta tolong," jelasnya.

Ditemukan banyak bercak darah di tembok masjid. Kemudian kyai Umar dibawa ke madrasah, sebelum dilarikan ke rumah sakit.

Dari informasi yang dihimpun detikcom, luka akibat penganiayaan itu berada di bagian pipi, bibir, hidung dan lebam di wajah.

"Kami minta doannya dari seluruh pihak, mudah-mudahan pak kyai kondisinya baik dan sehat seperti biasa, apakah ini ada hal-hal menjadi pertanyaan dan motif ini sebenernya apa, mudah-mudahan segera diungkapkan oleh pihak kepolisian," ungkapnya. (ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads