Rapat itu digelar di Ballroom Hotel Horison Timika sejak pukul 18.30 WIT. Menkes Nila mendengarkan semua keluhan dari Kepala Dinas Kesehatan se-Provinsi Papua. Keluhan yang disampaikan terkait dengan kurangnya tenaga medis dan transportasi.
"Rata-rata keluhan yang disampaikan yaitu minimnya tenaga medis, terutama dokter, seperti di Paniai yang memiliki 30 puskesmas namun hanya memilik dua orang dokter. Sedangkan masalah lainnya adalah transportasi di mana tenaga medis harus menyewa helikopter dengan harga Rp 40 juta dengan jarak tempuh 15 menit perjalanan udara," kata Nila di Hotel Horison Timika, Papua, Kamis (25/1/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Contoh ada speedboat tapi stok BBM tidak ada dan kebutuhan yang jumlahnya sangat besar menjadi masalah dalam distribusi tenaga kesehatan ke distrik-distrik terjauh," jelasnya.
Menkes Nila juga telah meninjau langsung penanganan kesehatan di Asmat, Timika. Menurutnya, persediaan obat-obatan untuk penderita campak dan kekurangan gizi telah tercukupi.
Dalam penanganan kejadian luar biasa (KLB) di Asmat, Kemenkes telah mengerahkan 30 tenaga medis dan dokter serta tim analisis. Selain itu, beberapa pasien penderita campak dan kekurangan gizi sudah bisa pulang.
"Medis sudah cukup. Kan kita sudah kirim dari pusat, dari provinsi dan dibantu TNI-Polri. Selain dokter, nanti kita kirim tim untuk mengkaji kondisi air. Beberapa anak penderita campak dan gizi buruk sudah ada yang bisa pulang ke rumah," terang Nila.
Seusai pertemuan itu, Kemenkes bersama Dinas Kesehatan se-Provinsi Papua akan segera mengambil langkah tepat untuk penanganan masalah kesehatan di Papua. Terlebih banyak permasalahan lain yang menjadikan layanan kesehatan di Papua lamban dan sulit menjangkau masyarakat. (adf/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini