Desa Cimandiri sendiri sekitar 7 km dari jalur utama Jl Raya Bayah-Malingping. Lokasinya di perbukitan dengan jalan yang sebagian rusak parah. Antara kampung memiliki jarak sekitar 1 sampai 2 km dengan diselingi hutan lebat.
Salah satu warga yang rumahnya rusak parah bernama Solih (23) di kampung Pasir Kanyere. Meski tak rata dengan tanah, rumahnya sebagian besar retak. Dapur milik keluarga pun hancur berantakan.
Foto: bahtiar |
Ia mengatakan, saat gempa terjadi, ia sedang di ladang. Di rumah ada istrinya dan satu anaknya. Untungnya, saat kejadian, istrinya sempat melarikan diri keluar menyelamatkan diri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: bahtiar |
Korban lain, Suhe (30), rumahnya pun rusak parah. Genting semua berjatuhan saat gempa. Ia mengaku masih ingat bagaimana paniknya saat gempa bergetar di kampungnya.
"Saya lagi makan, genting tiba-tiba pada jatuh, tapi untungnya nggak ada yang luka-luka," ujarnya.
Foto: bahtiar |
Namun menurut Suhe, karena rumahnya sebagian rusak parah, ia dan keluarga terpaksa menumpang tetangga untuk sementara. Rumahnya termasuk salah satu yang mengalami kerusakan parah.
Warga lain, ibu Asih (50) mengaku masih trauma dengan getaran gempa di Lebak. Meskipun semua keluarga selamat, namun ia masih ingat bagaimana getaran gempa membuat bunyi bising di rumahnya yang jenis semi permanen.
"Ada bunyi terus goyang, mending bisa lari keluar, tapi takut tanah pecah," ujarnya.
Saat berkunjung ke Desa Cimandiri, Mensos Idrus Marham sendiri berjanji akan membantu korban gempa Lebak. Ia mengaku masih melakukan pendataan terkait rumah warga yang rusak yang tersebar di kampung-kampung.
"Tahap awal kita inventarisasi dan identifikasi menghitung semuanya, kita koordinasikan bersama. Dan paling penting, rumah rusak berat kita akan buatkan penampungan sementra berikut kebutuhan makanan akan kita perhatikan," kata Mensos. (bri/asp)












































Foto: bahtiar
Foto: bahtiar
Foto: bahtiar