Gubernur DKI, Anies Baswedan dan Wagub DKI, Sandiaga Uno punya mimpi besar untuk menjadikan Tanah Abang sebagai transit oriented development (TOD) hingga pusat ekonomi di Asia Tenggara. Setelah mengumpulkan data, Anies-Sandi mengumumkan konsep Tanah Abang pada 21 Desember 2017 yang lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Inovasi Anies-Sandi itu adalah dengan mengalihkan arus lalu lintas di Jalan Jatibaru Raya yang ada di depan Stasiun Tanah Abang. Kendaraan pribadi hingga angkot tak bisa melintas dan jalan itu ganti digunakan bagi pedagang kaki lima (PKL).
Para PKL didata dan disiapkan tenda di satu jalur jalan di depan Stasiun Tanah Abang agar tidak lagi berjualan di trotoar. Sisi jalan satunya lagi digunakan untuk bus Tanah Abang Explorer yang gratis untuk para pengguna KRL yang keluar dari stasiun.
Karena jalan di depan Stasiun Tanah Abang tak bisa dilintasi, trayek angkot pun diubah. Pangkalan khusus untuk ojek pangkalan dan ojek online lalu disiapkan.
Anies langsung mendatangi Tanah Abang di hari pertama penerapan konsep baru ini. Disambut Wakil Ketua DPRD DKI, Abraham Lunggana, Anies sempat dihadiahi topi koboi. Dia lalu berkeliling naik Tanah Abang Explorer dan secara simbolis memberikan ID kepada PKL yang telah terdata.
![]() |
Sejumlah persoalan muncul di hari-hari awal penerapan inovasi ini. Awalnya, para PKL belum semuanya mendapatkan tenda. Muncul ribut-ribut karena ada yang menyebut bahwa yang mendapat tenda di jalan justru pedagang yang ada di dalam pasar, bukan di trotoar. Sempat bersih, trotoar di depan Stasiun Tanah Abang terisi PKL lagi. Ojek pangkalan dan ojek online juga menolak digabungkan di satu pangkalan.
Inovasi Anies ini mendapat apresiasi dari Wakil Ketua DPRD DKI Abraham Lunggana. "Bagus, semua organ hidup hari ini. Efektif, siapa bilang nggak efektif. Semua masyarakat harus memberikan apresiasi, karena ini adalah program yang sangat membahagiakan para pelaku UKM," kata Lulung.
Namun, ada juga yang mengkritik. Polda Metro Jaya menyebut pedagang kaki lima (PKL) yang menempati jalanan di Tanah Abang melanggar aturan. Menurutnya, kebijakan pemerintah jangan sampai melanggar aturan.
"Sebenarnya begitu (melanggar perundang-undangan). Kebijakan pemerintah yang tidak melabrak aturan kita dukung, (tetapi) itu kan melanggar aturan hukum," kata Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Metro Jaya Kombes Halim Pagarra kepada detikcom, Minggu (7/1/2018).
![]() |
Anies-Sandi terus mengevaluasi keberjalanan inovasi mereka ini, sementara itu jalan di depan Stasiun Tanah Abang masih diisi oleh PKL. Hingga akhirnya pada 22 Januari 2018, para sopir angkot mogor kerja. Mereka demo di depan Balai Kota memprotes inovasi Anies ini. Mereka merasa penghasilan berkurang karena trayek dialihkan.
Anies mengaku menyerap semua aspirasi yang datang, terutama dari para sopir trayek Tanah Abang. Dia menyebut sekarang masih masa transisi.
"Kita paham aspirasinya dan nanti kita coba bicarakan. Yang penting adalah ini masa transisi. Kalau masa transisi, ekuilibrium baru, keseimbangan baru, selalu ada penyesuaian-penyesuaian. Ini fase penyesuaian, jangan buru-buru," kata Anies. (imk/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini