"Ini kita lihat di dalam Polda Metro masih semrawut terutama parkirannya," ujar Tito saat meresmikan Gedung Promoter di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (19/1/2018).
Dengan semrawutnya perparkiran di Polda Metro, bukan tidak mungkin memberikan celah kepada pelaku terorisme. Sebab, tidak ada penyeleksian khusus antara pengunjung dengan anggota polisi di area parkiran tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu solusi untuk mengantisipasi ancaman tersebut adalah dengan membangun gedung parkiran. Ini sebenarnya sudah direncanakan sejak Tito menjadi Kapolda Metro Jaya.
Gedung parkiran itu nantinya berada di samping Gedung Balai Pertemuan Metro Jaya (BPMJ), tepatnya di samping pintu masuk. Gedung parkiran itu nantinya bisa memuat sekitar 2.000 kendaraan.
"Sehingga semua Pamen ke atas yang boleh masuk area ini (gedung utama), yang lain di sana (gedung parkiran), kemudian akan ditutup pagar besi mungkin, sehingga semua yang masuk bertamu akan tinggalkan ID kecuali anggota. Sehingga bisa bedakan polisi, mana pengunjung, ini sedang kita upayakan," paparnya.
Area parkiran Polda Metro Jaya memang kerap semrawut. Salah satu parkiran luas yakni di Lapangan Lalu Lintas, selain digunakan oleh anggota, juga dipakai oleh masyarakat yang hendak mengurus dokumen atau pajak di kantor Samsat Jakarta Selatan yang berada di komplek Polda Metro Jaya juga.
Rencana pembangunan gedung parkiran--yang telah di-ground breaking--itu terhenti sejak Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak lagi menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Pembangunan gedung yang semula akan menggunakan dana hibah dari Pemprov DKI, batal.
Sebagai upaya pembenahan, Polda Metro Jaya sendiri saat ini telah memiliki gedung pencakar langit yang diberi nama Promoter. Ruang kerja Kapolda hingga direktur dan kepala biro dipindahkan ke Gedung Promoter.
"Gedung Polda (yang saat ini ditempati Kapolda Metro) lama, saya sudah perintahkan Kapolda harus dikosongkan karena akan diisi dengan satu monitoring center. Karena TMCC semakin sempit, sementara alat berkembang terus," tuturnya.
Di gedung Polda yang lama juga akan ditempatkan Satgas-Satgas khusus, di antaranya Satgas Nusantara dan kemungkinan Satuan Tipikor juga pindah ke situ. "Satgas Nusantara, Satgas yang dibentuk dalam rangka untuk mendinginkan isu-isu terkait masalah Pilkada, sehingga diharapkan dengan pendinginan isu, cooling system situasi politik yang memanas ini tidak sampai meledak," ucap Tito. (mei/dhn)