"Dari autopsi yang berjalan sekitar 2 jam, tim autopsi mendapati, pada bagian leher ditemukan lebih dari tiga luka yang disebabkan benda tajam, sehingga leher putus atau kena tebasan," ujar Manajer Perlindungan Centre for Orangutan Protection (COP) Ramadhani kepada wartawan, Kamis (18/1/2018).
COP merupakan salah satu anggota tim yang terlibat dalam autopsi orang utan tanpa kepala tersebut. Ramadhani menambahkan, tim menemukan 17 peluru senapan angin di tubuh orang utan berjenis kelamin jantan dewasa itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tim juga menemukan tujuh tulang rusuk bagian kiri orang utan tanpa kepala itu patah. Sejumlah organ dalam orang utan itu juga mengalami luka parah akibat tembakan senapan angin.
"Lambung pecah. Jantung dan paru-paru terkena peluru senapan angin. Bagian dada sebelah kiri terdapat luka lebam akibat benda tumpul yang menyebabkan tulang rusuk patah," urai Ramadhani.
Ramadhani menambahkan, orang utan itu dipastikan hidup liar.
"Tidak ditemukan adanya micro-chip atau dipastikan orang utan liar. Pencernaan normal, terdapat kulit kayu dan daun-daunan yang belum tercerna sempurna," papar Ramadhani.
![]() |
Ramadhani mengatakan temuan ini membuktikan, orang utan itu mati akibat ulah manusia. Ia berharap kepolisian serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bisa menindak tegas dan mengusut pembunuhan satwa yang dilindungi ini.
"Hasil autopsi hari ini membuktikan karena kejahatan manusia, itu dibuktikan dengan ditemukannya banyak peluru senapan angin. Dugaan kuat kami, kematian orang utan ini karena ditembak menggunakan senapan angin menembus jantung, paru-paru, dan lambung. Kemudian kepala ditebas. Patah tulang iga dan putusnya kepala karena tebasan harusnya membuat kepolisian dan KLHK lebih bersemangat mengungkap kasus ini. Kewibawaan KLHK dalam kasus ini dipertaruhkan" tegas Ramadhani.
Tim yang menangani autopsi orang utan tanpa kepala ini terdiri atas dokter dari BOSF, BKSDA, COP, serta ttim identifikasi dari Polda dan dari polres setempat. Sejauh ini, polisi sudah memeriksa lima saksi terkait penemuan bangkai orang utan tanpa kepala ini. (ams/idh)