Menanggapi isu tersebut, Amali menjawab santai. Ia menyebut namanya sudah kerap disebut sejak 2014.
"Muncul pun sudah sejak tahun 2014 sekedar calon," kata Amali di Hotel Borobudur, Jl. Lapangan Banteng Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (17/1/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia pun menolak dicalonkan sebagai Sekjen Golkar. Amali mengaku sudah kewalahan mengurusi Pilkada Serentak dan Pilpres 2019 di DPR.
"Nggak, saya konsentrasi ini saya urusi pilkada, pileg, pilpres, urusan di Komisi II luar biasa capek saya," ucap Ketua Komisi II DPR itu.
Amali enggan berkomentar ketika disinggung soal calon terkuat pengganti Idrus sebagai sekjen. Ia mengaku tidak tahu.
"Nggak tahu saya, saya nggak ada," kata Amali.
Kepengurusan Airlangga Hartarto sebagai Ketum Golkar memang berencana merombak pengurus partai. Dalam waktu dekat, struktur pengurus partai beringin itu akan segera diumumkan.
"Dalam waktu yang dekat katanya karena intinya kan memberikan waktu 1 bulan kita. Waktu itu Munas terakhir kapan, jadi ya kira-kira minggu ini, paling lambat minggu depan karena 1 bulan hitung aja 1 bulan sejak penutupan Munas," katanya.
Amali menyebut kewenangan merevitalisasi pengurus partai itu merupakan kewenangan Airlangga. Ia tak tahu apakah perombakan itu bakal berlaku untuk seluruh struktur pengurus partai.
"Kan intinya perintahnya itu memberikan kewenangan kepada Pak Airlangga untuk merevitalisasi apabila dibutuhkan kalau Pak Airlangga nggak butuh revitalisasi ya berarti jalan dengan tetap yang ada, tetapi kalau revitalisasi itu tergantung ketum gitu ya, beliau kan dikasih kewenangan penuh oleh Munaslub kemarin," tutur Amali. (ams/elz)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini