"Selasa itu pulang terus sore jam 17.30 wib ia berpamitan katanya mau pergi ke tempat kost nya di Desa Boro Kulon, Kecamatan Banyuurip. Kalau tempat kerjanya itu ngakunya di tempat karaoke Jenar, Purwodadi," tutur Marsih ketika ditemui detikcom di rumahnya, Kamis (11/1/2018).
Marsih melanjutkan bahwa anak kesayangannya itu baru sekitar 2 bulan bekerja sebagai pemandu lagu. Sebelumya, setelah lulus SMA dua tahun lalu korban bekerja sebagai pelayan toko di Purworejo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di matanya, Iswanti merupakan anak yang baik. Sebelumnya juga tidak diketahui bahwa anaknya itu mempunyai masalah dengan orang lain hingga menyebabkan nyawanya melayang.
"Anaknya itu baik, kayaknya nggak pernah ada masalah dengan siapapun. Saya nggak percaya kok bisa-bisanya ada orang yang tega membunuh anak saya itu," kata Marsih sambil menyeka air matanya.
Marsih mengaku sampai saat ini suaminya belum mengetahui kabar tewasnya Sri Iswanti.
"Ayahnya itu kerja sebagai tukang cap sendok dan garpu, kalau pergi pagi dan pulangnya nggak tentu kadang sore kadang malam. Ini belum pulang mas, jadi nggak tahu kalau anak kami telah meninggal dibunuh," tuturnya.
Suaminya pergi tidak membawa ponsel justru memilih membawa jam tangan milik korban. Meski sudah diingatkan untuk membawa HP namun tetap saja pria bernama Subur ini tidak mau membawanya.
"Saya sudah nyuruh bawa HP tapi nggak mau, malah memilih ambil jam tangan milik Iswanti yang hitam itu terus dipakai. Sekarang saya kan nggak bisa menghubungi sama sekali, nggak tahu kalau nanti pulang bagaimana mas saya bingung," lanjutnya.
Marsih sendiri mungkin tidak menyadari gelagat aneh dari suaminya itu sebelum peristiwa nahas menimpa anaknya itu. Bahkan, ia sendiri mengaku punya firasat aneh pada Rabu malam dan tidak bisa tidur nyenyak.
"Akhirnya baca-baca doa dan tidur sebentar terus bangun lagi sholat tahajud sampai dengan azan subuh," imbuh Marsih.
Hingga kini Marsih masih merasa tidak terima dengan kematian anaknya yang tragis. Ia berharap, pelaku dihukum seberat-beratnya.
"Pokoknya saya nggak terima kalau anak saya disakiti sampai seperti itu, apalagi sampai meninggal, sampai kapanpun saya nggak terima. Semoga cepat ketangkap itu pelakunya dan dihukum seberat-seberatnya kalau perlu hukuman mati," ujarnya. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini