"Kalau dilihat bagaimana penyelenggaraan pilkada ini, betul-betul seperti orang main congklak. Penuh dengan misteri, penuh dengan ketidakdugaan," kata Fahri dalam sebuah diskusi di Restoran Bumbu Desa, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (11/1/2018).
Menurutnya, dalam gelaran demokrasi ini mesti dibangun lewat kultur yang baik. Kata Fahri, tantangan kehidupan politik di Indonesia adalah peningkatan kualitas parpol dan demokrasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fahri mengatakan dalam gelaran pemilihan kepala daerah semestinya para kandidat sudah ditampilkan sejak jauh-jauh hari sebelum pencoblosan. Diharapkan masyarakat dapat mengenal lebih jauh profil dari para kandidat yang akan dipilih.
Sementara, dia melihat pencalonan seorang kandidat dalam pilkada saat ini menimbulkan kesan sebagai hasil transaksi politik. Padahal, menurutnya, rakyat punya hak untuk mengetahui sosok yang akan jadi pemimpin daerahnya.
Baca juga: Ini Daftar 116 Cagub-Cawagub di 17 Provinsi |
"Semua partai politik mulai memperkenalkan kandidatnya sejak awal, harusnya rakyat diberi hak untuk mengetahui siapa yang akan memimpinnya. Tiba-tiba banyak orang yang jadi kandidat," ucap Fahri.
"Dan pastinya jelek ya yang kita dengar-dengar dia adalah hasil dari transaksi bukan kaderisasi," sambungnya. (jbr/tor)











































