Hal ini dikatakan Ganda Sitinjak, pemilik Metromini 610 Blok M-Pondok Labu yang ikut aksi penghadangan sekitar pukul 11.00 WIB tadi.
"Penumpang-penumpang kita jadi berkurang karena diangkuti Kopaja TransJakarta. Bila ada bus TransJakarta yang lewat rute kita, maka penghasilan kita semakin tidak ada," kata Ganda saat dihubungi detikcom, Selasa (9/1/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mohon TransJakarta bersabar menunggu berakhirnya izin trayek kita yakni sampai 2018 ini selesai. Setelah itu barulah mereka bisa masuk," kata Ganda.
Ganda mengaku pihaknya telah mengajukan nota keberatan atas masuknya TransJakarta ke trayeknya, dilayangkan ke Gubernur DKI, Kepala Dinas Perhubungan, PT TransJakarta, Kantor Metromini, dan kepolisian. Namun sampai sekarang pihaknya belum menerima respons dari pihak Pemerintah Provinsi DKI.
"Kita ajukan itu semua, tapi tidak ada tanggapan," ujar Ganda.
Sebenarnya pihaknya mendukung program TransJakarta untuk mengambil semua rute di Jakarta. Hanya saja mereka meminta agar TransJakarta bersedia menunggu hingga izin rute Metromini habis setahun lagi. Namun soal langkah bergabung dengan TransJakarta, Ganda mengeluhkan biayanya yang dia dengar cukup mahal.
"DP (uang muka) terlalu mahal, Rp 100 juta lebih. Kita kemarin diberi tahu DP Rp 75 juta, sudah gitu kita (selaku pemilik armada) harus tanggung solar dan gaji sopir dua bulan. Jadi mencapai Rp 100 juta lebih," kata Ganda.
Baca juga: Bus TransJ Dihadang Sopir Metromini yang Ngamuk di Fatmawati
Kepala Humas PT TransJakarta, Wibowo, mengatakan izin trayek Blok M-Pondok Indah itu didapat dari Dinas Perhubungan. TransJakarta sekadar menjalankan rute berdasarkan izin itu saja.
"Kami diundang Dishub untuk komunikasi," kata Wibowo, dihubungi terpisah, menanggapi soal buntut dari peristiwa tadi.
Soal uang muka yang diwajibkan dibayar pemilik armada yang ingin bergabung ke TransJakarta, seperti yang dikeluhkan Ganda, Wibowo menyatakan nominalnya tidak sampai Rp 100 juta.
"Itu nggak benar. DP itu kan Rp 70 juta. Dapat bus baru, Minitrans. Dengan gabung ke kami, maka standarnya akan sama dengan TransJakarta, tidak perlu ngetem, dibayar Rupiah per kilometer, nggak usah kejar setoran," tutur Wibowo.
(dnu/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini