"Kita lihat belajar dari negara lain, kita contoh di Kyoto. Jadi pergerakan orang dengan kendaraan tidak seimbang. Fasilitas yang disiapkan lebih besar dibanding jalan kaki," kata Kepala BPTJ Bambang Prihantono dalam Forum Group Discussion penataan lalu lintas kawasan Tanah Abang di Hotel Milenium, Jakarta Pusat, Kamis (4/1/2018).
Bambang yakin dengan adanya pengaturan pergerakan orang tersebut kemacetan di kawasan Tanah Abang bisa berkurang hingga 60 persen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya pikir sudah saat BPTJ mulai mengatur pergerakan orang dan logistik," sambungnya.
Selain itu BPTJ juga menyarankan untuk membuat skybridge yang menghubungkan stasiun dengan Pasar Tanah Abang. Sehingga menurutnya, dengan adanya jembatan tersebut tidak ada lagi penumpukan orang di kawasan Tanah Abang.
"Kedua perlu peningkatan kapasitas trotoar. Kemudian peningkatan kapasitas integrasi angkutan umum. Sehingga penumpang tidak berserakan cari angkutan lanjutan," ujarnya.
Dari data yang diterima detikcom, jumlah kedatangan penumpang di Stasiun Tanah Abang per 3 jam mencapai 16.960 penumpang. Data tersebut diambil pada hari Selasa (2/1/2018).
Untuk penumpang yang keluar dari pintu utara mencapai 9.212 penumpang dan pintu selatan 7.748 penumpang.
Bambang menambahkan, pihaknya juga berencana membangun transit oriented development (TOD) untuk membuat kawasan Tanah Abang ramah pejalan kaki.
"Kita juga akan merencanakan membangun TOD di Tanah Abang dengan harapan pejalan kaki yang dianggap ramah semua golongan dan pengguna sepeda," terangnya. (rvk/rvk)