BNPB: Meninggikan Tanggul Kali Pulo Bahaya, Kalau Jebol Tambah Parah

BNPB: Meninggikan Tanggul Kali Pulo Bahaya, Kalau Jebol Tambah Parah

Samsdhuha Wildansyah - detikNews
Kamis, 21 Des 2017 19:12 WIB
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho (Samsudhuha Wildansyah/detikcom)
Jakarta - Permukiman warga Jati Padang, Jakarta Selatan, kerap kebanjiran gara-gara tanggul Kali Pulo jebol. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyarankan agar Kali Pulo segera dinormalisasi.

Pernyataan tersebut disampaikan Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam jumpa pers di kantor BNPB, Jalan Pramuka Raya, Jakarta Timur, Kamis (21/12/2017).

Sutopo menyesalkan Kali Pulo menyempit karena dicaplok oleh warga yang mendirikan rumah di bantaran kali dan bahkan di atas kali. Padahal, menurut dia, Kali Pulo dulu sangatlah lebar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Anda bisa bayangkan Kali Pulo itu sungai yang dulunya awalnya 30 meter tiba-tiba berkembang mereka (warga, red) tinggal di bantaran sungai dan di tengah sungai," katanya.


Saat ini, menurut Sutopo, lebar Kali Pulo kurang-lebih 1 meter. Karena itu, wajar saja jika tanggul jebol karena tidak kuat menampung debit air jika hujan deras mengguyur Jakarta.

Melihat Kondisi Kali Pulo di Jatipadang Jakarta SelatanMelihat kondisi Kali Pulo di Jati Padang, Jakarta Selatan, yang mirip got. (Eva Safitri/detikcom)

Sutopo mengatakan satu-satunya jalan agar warga Jati Padang tidak kebanjiran adalah normalisasi. Kali Pulo harus dilebarkan dan dikeruk karena selama ini juga mengalami pendangkalan. Dia menegaskan membangun dan meninggikan tanggul Kali Pulo tidak akan menyelesaikan masalah, malah justru akan berbahaya.

"Mau nggak mau yang namanya dinormalisasi itu harus dilebarkan, dikeruk. Kalau tanggul ditinggikan mampunya seberapa, malah bahaya. Ada pemahaman ditinggiin itu udah mutlak, dia kalau jebol tambah parah," tegasnya.


Warga Jati Padang yang mendirikan rumah di bantaran Kali Pulo menyatakan mau-mau saja rumahnya direlokasi. Namun mereka meminta syarat, salah satunya tanah dan bangunannya mendapat ganti untung, bukan ganti rugi.

Menjawab hal itu, Sutopo mengatakan tidak jadi masalah jika warga mau rumahnya direlokasi dengan ganti untung. Bagi dia, yang terpenting nantinya warga tidak akan lagi kebanjiran dan Kali Pulo kembali normal.

"Mau nggak mau ganti untung saja. Relokasi belum tentu mau. Ganti untung kayak bangun jalan tol dan kemudian dijaga betul," kata Sutopo.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sudah beberapa kali meninjau langsung lokasi tanggul Kali Pulo di Jati Padang yang jebol. Dari situ, dia menarik kesimpulan bahwa pelebaran Kali Pulo memang merupakan solusi.


Anies mengatakan pelebaran Kali Pulo adalah solusi jangka panjang agar warga Jati Padang tidak lagi kebanjiran. Namun dia belum menjelaskan lebih jauh kapan eksekusinya. Yang jelas, menurut Anies, warga sudah setuju.

"Secara umum, saya bicara sama warga semua yang tinggal di tepian situ rata-rata sudah menyadari bahwa tidak ada pilihan lain selain melebarkan sungai, mengembalikan lagi hak tata sungai itu, dan tidak diduduki dan ditempati rumah," kata Anies, Kamis (21/12).

(hri/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads