Kelompok pemberontak Houthi menembakkan sebuah rudal ke istana kerajaan Al-Yamama di Riyadh pada Selasa (19/12) waktu setempat. Namun rudal tersebut berhasil ditangkal dengan sistem antirudal Saudi.
Gedung Putih menyatakan, serangan rudal tersebut dimungkinkan oleh Korps Garda Revolusi Islam Iran. Hal ini telah dibantah keras oleh otoritas Iran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Para pemimpin tersebut membahas pentingnya melibatkan PBB untuk meminta pertanggungjawaban Iran atas berulangnya pelanggaran hukum internasional dan setuju mengenai pentingnya menghidupkan kembali proses politik untuk mengakhiri perang di Yaman," imbuh Gedung Putih seperti dilansir kantor berita Turki, Anadolu Agency, Kamis (21/12/2017).
Rudal yang ditembakkan Houthi pada Selasa (19/12) lalu merupakan rudal kedua yang ditembakkan dari wilayah Yaman ke Riyadh dalam dua bulan terakhir. Sebelumnya pada 4 November lalu, koalisi pimpinan Saudi menyatakan berhasil menghalau sebuah rudal Houthi yang ditembakkan ke Bandara Internasional Raja Khalid di Riyadh.
Yaman telah dilanda kekerasan dan kekacauan sejak tahun 2014, ketika pemberontak Houthi mengusai sebagian besar wilayah negara tersebut, termasuk ibu kota Sanaa. Konflik tersebut memanas setahun kemudian setelah Saudi dan sekutu-sekutu Arab-nya melancarkan serangan-serangan udara untuk memerangi pemberontak Houthi. Koalisi Saudi juga menerapkan blokade ekonomi terhadap Yaman, yang memperparah krisis kemanusiaan di negara termiskin di dunia Arab tersebut.
(ita/ita)











































