Siswa Labschool Disuntik Vaksin Difteri

Jakarta - Siswa-siswi Labschool Kebayoran menjalani suntik vaksin difteri. Suntik vaksin ini untuk mencegah penyebaran penyakit difteri.

"Jadi awalnya memang sedang ada wabah, kemudian teman-teman bertanya apakah sekolah kita mengadakan vaksin atau tidak," kata Ketua Persatuan Orangtua Murid dan Guru SMA Labschool Kebayoran, Pitut Aprilia Safitri, di Labschool Kebayoran, Jl. KH. Ahmad Dahlan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (21/12/2017).

Siswa-siswi Labschool Kebayoran menjalani suntik vaksin difteri, Kamis (21/12/2017) Foto: Dwi Andayani-detikcom

Suntik vaksin difteri dilakukan dengan bekerja sama pihak RS Brawijaya dibantu puskesmas Kebayoran baru. Kerja sama ini dilakukan karena belum tersedianya program vaksin difteri di Kebayoran Baru.

"Ternyata dari Kebayoran Baru belum ada program ini karena Kebayoran Baru belum dinyatakan KLB," sambung Pitut.

Suntik vaksin ini menurut Pitut penting dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan. Namun karena jumlah vaksin yang terbatas maka siswa yang mengikuti program ini dibatasi. Ada 300 siswa yang melakukan suntik vaksin difteri.

'Foto: Dwi Andayani-detikcom

Sebelumnya, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut kejadian luar biasa (KLB) difteri di Indonesia paling tinggi di dunia. KLB difteri terjadi di 28 provinsi serta 142 kabupaten/kota.

"KLB difteri saat ini adalah KLB difteri yang pernah kejadian paling tinggi di dunia. Jadi belum pernah ada di dunia jumlahnya paling banyak dan cakupannya banyak 28 provinsi," ujar Ketua PP Ikatan Dokter Anak Indonesia Aman Bhakti Pulungan, (18/12).

Sebagai pencegahan, IDI dan IDAI mengimbau masyarakat untuk mengikuti imunisasi melalui ORI (Outbreak Response Immunization). Aman mengatakan, ORI menjadi satu-satunya jalan untuk memangkas angka korban jiwa terus bertambah.

Foto: Dwi Andayani-detikcom

(fdn/fdn)