"Ini pertama kali naik pesawat tempur. Tapi saya terus terang nyaman naik pesawat ini karena kecepatannya kalau tidak dimanuver, nyantai saja, dia seperti naik Mercy, ya," kata Tito di gedung Suma, Lanud Halim Perdanakusuma, Kampung Makasar, Jakarta Timur, Rabu (20/12/2017).
"Jadi 30 menit lumayan ya terbang dan ini saya merasa sangat beruntung karena kalau nggak jadi Kapolri, mungkin saya nggak terbang naik Sukhoi, pesawat salah satu yang tercanggih di dunia," sambung Tito.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kesannya nyaman naik pesawat ini... awalnya. Setelah itu dibawa manuver belok kanan, kiri, ke atas, ke bawah, kepala pusing juga," ujar dia sambil tertawa.
"Biasa nangkep maling sekarang diajak naik pesawat," imbuh dia.
Namun Tito menyebut pengalaman menaiki Sukhoi menjadi pengalaman berarti seumur hidupnya. Dia menerangkan kegiatan ini tak hanya untuk menjalin hubungan baik antara dirinya dan Panglima TNI, KSAD, serta KSAL secara personal. Lebih dari itu Tito berharap kemesraan pimpinan Polri dan TNI dapat menular ke jajaran bawah.
"30 menit ini memberi arti bagi saya seumur hidup. Kegiatan ini bukan hanya menjalin hubungan yang lebih baik secara personal antara Panglima TNI, Kapolri, KSAD, dan KSAL, yang hari ini kaki 30 menit mengarungi udara Indonesia bersama pesawat kebanggaan kita, Sukhoi," tutur Tito.
"Momentum ini juga memberi dampak yang luas kepada institusi, hubungan antara Polri dan TNI. Saya harap kebersamaan ini juga akan mewarnai di jajaran TNI dan Polri untuk tetap kompak di masa mendatang karena TNI dan Polri adalah dua pilar yang paling utama dalam peran menjaga keutuhan NKRI," lanjut Tito.
Sebelumnya, Tito bersama Panglima TNI selaku KSAU Marsekal Hadi Tjahjanto, KSAD Jenderal Mulyono, dan KSAL Laksamana Ade Supandi terbang mengarungi langit menggunakan empat pesawat Sukhoi. Kegiatan ini diinisiasi Marsekal Hadi dalam rangka pemberian brevet wings, tanda penerbang kehormatan kepada Kapolri, KSAD, dan KSAL. (jbr/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini