"Jangan coba-coba menjual barang yang kemudian akan menjadikan (konsumen) tidak sehat, menjadi sakit," kata Dofiri kepada wartawan di sela-sela pemantauan bahan pangan di Pasar Niten, Bantul, Rabu (20/12/2017).
Menurutnya, pedagang yang kedapatan menjual bahan pangan yang mengandung zat berbahaya tidak hanya barangnya akan dikembalikan. Tetapi pedagang nakal tersebut juga akan ditindak sesuai hukum yang berlaku.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh sebab itu, Dofiri meminta agar masyarakat tidak khawatir terhadap bahan pangan yang beredar di pasar. Apalagi sudah ada petugas BPOM, dinas terkait dan petugas pasar yang melakukan pemantauan langsung di pasar-pasar.
"Insya Allah (bahan pangan di pasaran) dijamin aman. Karena apa? Sudah ada alat tesnya, dari BPOM sudah melakukan itu," tegasnya.
Sementara terkait hasil pemantauan bahan pangan di Pasar Niten, Bantul. Dofiri menyebut ketersediaan bahan pangan di pasar ini mencukupi. Hanya saja untuk komoditas cabai harganya sedikit naik karena stoknya yang terbatas.
"Alhamdulillah saat saya cek tadi semuanya oke. Ada beberapa bahan pokok (seperti) cabai (harganya naik), karena itu musim (penghujan). Terlebih kemarin ada Siklon Tropis Cempaka, banjir," kata Dofiri.
Polda DIY akan mengerahkan kurang lebih 2/3 kekuatannya untuk mengamankan Natal dan Tahun Baru 2018. Pengerahan kekuatan ini untuk menjamin keamanan dan kenyamanan masyarakat.
"Kita melakukan untuk siaga satu, sehingga 2/3 kekuatan (Polda DIY) semua siap disiagakan, dikerahkan untuk pengamanan natal dan tahun baru," jelasnya.
Dofiri menerangkan, merujuk koordinasi terakhir dengan jajaran pemda, pihaknya akan menerjunkan 1.700 personil. Sebanyak 1.700 personil ini akan terjun langsung di lapangan, belum termasuk kekuatan Polda DIY lainnya yang juga disiagakan.
"Jadi 1.700 (personil) yang terdaftar. Tetapi sesungguhnya yang di lapangan itu anggota yang di wilayah-wilayah polsek, polres, mereka pun bersiaga," ujar Dofiri.
Perihal persiapan pengamanan gereja, Dofiri menyebut pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan pemda. Intinya jajaran Polri, TNI, Satpol PP dan elemen masyarakat sipil lainnya dianggap siap mengamankan gereja.
"Jadi kita di Yogyakarta ini hampir 352 gereja, kita amankan," paparnya.
"Kita juga melibatkan masyarakat. Ada organisasi massa seperti paksi katon, kemudian ada banser, ada kokam dan lain-lain. Semua kita libatkan dengan aparat pemerintah, dalam rangka untuk menjaga keamanan dan kenyamanan warga yang melaksanakan ibadah," pungkas Dofiri. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini