Salah satunya di halaman kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Cirebon. Uniknya, di halaman kantor Disdukcapil Kabupaten Cirebon itu, Helm, sandal, jas hujan, batu bata, dan botol minuman ikut mengantre.
![]() |
Antrean helm, sandal, jas hujan, batu bata, dan botol minuman itu dimulai sekitar pukul 02.00 WIB. Antrean tersebut bertujuan untuk mendapatkan nomor antrian pelayanan pencetakan KTP-el. Warganya ada yang menunggu, ada juga yang pulang dulu. Setelah nomor antrean dibagikan, helm dan lainnya kembali digantikan orang untuk maju perlahan.
Abidzar Al Ghifari (17) warga Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon mengaku datang sejak pukul 02.00 WIB. Namun, Abidzar sempat kembali pulang ke rumahnya lantaran pintu gerbang kantor Disdukcapil Kabupaten Cirebon masih tutup.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Abidzar mengaku ingin melakukan pencetakan KTP-el. Sebelumnya, Abidzar juga sempat datang ke kantor Disdukcapil Cirebon. Namun tak mendapatkan nomor antrean lantaran telat. "Kemarin pernah, tapi datang jam setengah sepuluhan. Terus balik lagi, karena sudah telat dan nomor antrean sudah dibagikan," katanya.
![]() |
Sekitar pukul 06.30 WIB seorang pegawai Disdukcapil Kabupaten Cirebon ditemani anggota Satpol PP membagikan nomor antrean. Benda-benda yang mengantre itu berubah menjadi barisan orang-orang.
Nur Aeni (21) warga Kecamatan Pabedilan mengaku kecewa dengan pelayanan Disdukcapil Kabupaten Cirebon. Nur Aeni sempat meneteskan air mata, karena kedatangannya ke Disdukcapil Kabupaten Cirebon sia-sia. Padahal, dia mengaku berangkat dari rumah sejak pukul 02.00 WIB.
"Ia tadi ditolak, katanya surat keterangan (suket) tak bisa dicetak karena tanda tangannya masih manual. Padahal dari pihak kecamatan disuruh langsung ke sini, sudah bisa dicetak," ucapnya.
Nur Aeni mengaku sudah empat kali bolak-balik ke Disdukcapil. Menurutnya Disdukcapil Kabupaten Cirebon kurang menyosialisasikan tahapan-tahapan pencetakan KTP-el. "Kurang kordinasi juga antara dinas dengan kecamatan. Tadi saya diarahkan untuk cetak ulang suketnya," ucapnya.
Pantuan detikcom, tak sedikit yang ikut mengantre itu tidak mendapatkan nomor antrean, karena suket yang dibawa harus melalui proses pencetakan ulang terlebih dahulu.
(avi/avi)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini