Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Wonosobo, Soeryo Tarto Kisdoyo, mengatakan rata-rata penundaan penerbitan paspor ini dengan negara tujuan Malaysia. Menurutnya, penundaan ini karena pemohon sepertinya tidak menyiapkan secara serius maksud dan tujuan permohonan penerbitan paspor.
"Jadi seperti asal-asalan atau ada unsur coba-coba. Sehingga saat ditanya maksud dan tujuan mereka tidak bisa memberi keterangan. Sehingga penerbitan paspor ditunda," ujarnya saat jumpa pers di kantor imigrasi kelas II Wonosobo Selasa (19/12/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun demikian, ia juga menyebutkan untuk tahun 2017 penerbitan paspor lebih banyak dibanding tahun lalu. Jika pada tahun 2016 menerbitkan paspor 23.199 paspor, pada tahun 2017 diterbitkan 23.472 paspor. "Ini termasuk penerbitan paspor untuk jamaah haji," sebutnya.
Sedangkan WN Kamboja menjadi mendominasi permohonan izin tinggal terbatas (ITAS) di Kantor Imigrasi Wonosobo selama tahun 2017. Dari 394 pemohon, 164 di antaranya merupakan warga dari Kamboja. Disusu kemudian dari Malaysia, Thailand, Korea Selatan dan China.
"Dari semua penerbitan ITAS, paling banyak tujuan belajar 304 dan yang lainnya seperti penyatuan keluarga, tenaga kerja asing, ex WNI dan Wisman Lansia. Sebagian besar warga Kamboja mengajukan permohonan ITAS sebagai pelajar. Mereka melanjutkan belajar dari negara asal ke Magelang sebagai santri," ujar Soeryo.
Selama tahun 2017, Kantor Imigrasi Wonosobo juga mendeportasi 7 WNA karena menyalahgunaan izn tinggal. Mereka adalah 1 warga negara Malaysia, 1 dari Australia dan 5 dari China.
(mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini