Penjelasan RS Al Ihsan Soal ABG Syahril Tewas Dipatuk Kobra

Penjelasan RS Al Ihsan Soal ABG Syahril Tewas Dipatuk Kobra

Wisma Putra - detikNews
Selasa, 19 Des 2017 17:05 WIB
Ular king kobra yang mematuk Syahril. (Foto: dok. Istimewa)
Kabupaten Bandung - RSUD Al Ihsan Baleendah Bandung angkat bicara soal insiden Syahril Sultan Natsir (14). Anak baru gede (ABG) tersebut tewas dipatuk ular king kobra peliharaannya.

Baca juga: Aktivis: Ular Satwa Liar, Tak Ada yang Bisa Pelihara

Dokter Spesialis Bedah RSUD Al Ihsan, Amri Junus mengatakan, pada Senin 11 Desember 2017 lalu Syahril diantar oleh sekitar tiga teman sebayanya. Syaril langsung mendapat penanganan medis di ruangan instalasi gawat darurat (IGD) RSUD Al Ihsan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pasien (Syahril) masuk kira-kira jam sepuluh pagi, dibawa oleh teman-temannya. Katanya (Syahril) dipatuk ular. Pasien masuk (ke IGD) itu kesadaranya sudah menurun," kata Amri kepada detikcom di RSUD Al Ihsan, Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (19/12/2017).

Amri mengungkapkan pemeriksaan daerah sikut Syahril itu memang terdapat bekas gigitan ular. Petugas media langsung menangani Syahril dengan cara membersihkan luka gigitan king kobra.

"Luka dibersihkan, kemudian diberi infus dan diberikan obat antibisa ular. Penanganan selanjutnya sesuai SOP di IGD sudah dilakukan," tutur Amri.

Baca juga: Tragedi ABG Syahril dan King Kobra, Jangan Pelihara Hewan Buas!

Menjelang sore hari, kesadaran ABG tersebut memburuk. Petugas medis sudah memberikan pertolongan lainnya terhadap Syahril dengan memberikan obat penawar bisa atau serum.

"Sore, kesadaran makin menurun dan kami memberikan bantuan pernapasan dengan memasang ventilator. Tengah malam, (pasien) meninggal," ujar Amri.

Amri menjelaskan soal bahaya ular berbisa. "Bisa ular ini dapat meracuni syaraf, ginjal, jaringan-jaringan dalam tubuh. Bahkan jantung juga dapat diracuni atau terjadi hemolisis penghancuran sel-sel darah," tutur Amri menjelaskan.

Baca juga: ABG Syahril Dipatuk Ular King Kobra Saat Foto Hewan Peliharaannya Itu

Belajar dari insiden tersebut, Amri mengimbau kepada warga Kabupaten Bandung untuk tidak menjadikan ular berbisa sebagai hewan peliharaan.

"Apabila ada kelompok tertentu yang mempunyai hobi memelihara ular dan suka bermain ular, sebaiknya kebiasaan itu ditinggalkan," ucapnya.

Jinaknya seekor ular, Amri melanjutkan, suatu saat dapat menjadi buas dan membahayakan jiwa pemeliharanya. "Bisa ular itu ada yang reaksinya cepat dan ada yang lambat, tergantung jenis bisanya," kata Amri.

Reaksi gigitan bisa king kobra yang mematuk tangan Syahril termasuk cepat. "Kemungkinan (bisa) sudah mengenai saraf sehingga menyebabkan penurunan kesadaran," ujar Amri. (bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads