Kapolri Cegah Teror Jelang Natal dan Tahun Baru 2018

Kapolri Cegah Teror Jelang Natal dan Tahun Baru 2018

Audrey Santoso - detikNews
Senin, 18 Des 2017 17:53 WIB
Rapat pengamanan libur panjang akhir tahun Foto: Audrey Santoso/detikcom
Jakarta - Kapolri Jenderal Tito Karnavian memastikan perayaan Natal dan Tahun Baru 2018 akan berlangsung dengan aman. Dia memastikan jajarannya selalu siap memastikan masyarakat tenang beribadah dan beraktivitas.

Pernyataan tersebut disampaikan Tito usai mengikuti rapat video conference pengamanan Natal dan Tahun Baru di gedung Rupatama Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (18/12/2017).

Tito menjelaskan, Polri telah melakukan langkah pre'emtif strike untuk mencegah aksi teror saat Hari Natal dan Tahun Baru 2018. Dijelaskan dia, langkah ini difokuskan pada pihak-pihak yang memiliki potensi teror dan terkait dengan kasus-kasus terorisme yang sebelumnya diungkap Polri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita melakukan langkah pre'emtif strike. Yang kita anggap berpotensial dan mereka ada kasusnya, entah kasusnya bersenjata atau terlibat kasus sebelumnya, kita lakukan penangkapan," kata Tito.


Tito menyampaikan, Polri telah menangkap sebanyak 20 orang terduga teroris selama kegiatan pre'emtif strike itu. Tito pun memberi sinyal akan ada penangkapan teroris lagi terkait pengamanan Natal dan Tahun Baru.

"20 orang sudah ditangkap. Nanti ada lagi," ujarnya.

Tito menuturkan, 20 yang sudah diproses hukum terdiri dari 19 orang terduga teroris yang ditangkap di Indonesia. Seorang lagi, inisial H, yang tertangkap Kepolisian Diraja Malaysia. Sementara itu masih ada lagi 4 orang WNI terduga teroris yang ditangkap polisi Malaysia dan saat ini dalam proses pemulangan ke Indonesia.

"5 orang di luar negeri, 5 orang di Malaysia. Satu (orang) di Semenanjung Malaysia atas nama saudara H, hubungannya dengan kasus bom panci. 4 orang lainnya di Serawak, ada hubungannya dengan mau berangkat ke Filipina," ujar Tito.

"Kita akan minta (aparat Malaysia) untuk deportasi. Satu sudah dideportasi untuk kita periksa," lanjut dia.


Tito menerangkan, hingga saat ini teroris di Tanah Air terbagi menjadi 2 kategori, terstruktur dan lonewolf atau bergerak sendiri. Langkah pre'emtif strike lebih ditujukan kepada jaringan teroris yang memiliki struktur dalam kelompoknya.

"Jaringan teroris ada dua macam, yang pertama tersruktur seperti pendukung Alqaeda dan pendukung ISIS. Yang kedua lonewolf, yang bergerak sendiri-sendiri (belajar) dari internet lalu dia buat sendiri. Jadi untuk menghadapi yang terstruktur ini kita sudah melakukan langkah yang namanya pre'entif strike," ucap Tito. (aud/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads