"Melihat seperti itu, katakanlah Golkar mencabut dukungan kepada Ridwan Kamil, kemungkinan komunikasi yang terhenti bisa saja terbuka kembali," kata Sekretaris DPD PDIP Jabar Abdy Yuhana saat dihubungi, Senin (18/12/2017).
Dia menyatakan peluang PDIP untuk berkoalisi dengan Partai Golkar sangat terbuka lebar. Apalagi bila Partai Golkar memberi rekomendasi kepada Dedi Mulyadi untuk maju bertarung dalam pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara peluang PDIP untuk mendukung Ridwan Kamil, kata Abdy, sangat kecil kemungkinannya. Menurut Abdy, Ridwan Kamil hanya merepresentasikan individi bukan partai. Padahal, kata dia, untuk membangun kekuatan politik perlu adanya kesepakatan antara partai dengan partai. Bukan hanya dengan individu.
"Kalau untuk mendukung Ridwan Kamil, menurut saya kemungkinan kecil. Karena itu tadi Ridwan Kamil merepresentasikan individu dengan kelebihan yang dimiliki. Seolah ingin partai mendukung tanpa syarat. Syaratnya itu bahwa partai punya mesin dan perlu komunikasi dan komunikasi itu duduk satu meja untuk siapa yang diusung," ujarnya.
Terlepas dari semua itu, pihaknya kini masih menunggu arahan dari DPP Partai. Karena menurutnya keputusan untuk membangun koalisi atau keputusan untuk mendukung figur di Pilgub Jabar sudah berada di tangan DPP partai.
"Prinsipnya bahwa saat ini sudah menjadi domain DPP. Artinya komunikasi di level partai di tingkat pusat," tandasnya.
Sebagaimana diketahui, PDIP dan Partai Golkar telah menjalin komunikasi untuk membangun kekuatan di Pilgub Jabar. Tapi komunikasi itu terhenti setelah Partai Golkar di bawah kepemimpinan Setya Novanto memilih mendukung Ridwan Kamil.
(ern/ern)