Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, menyampaikan pemaparan soal dampak gempa 6,9 SR dan penanganan dalam jumpa pers di Graha BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Sabtu (16/12/2017).
Dalam pemaparan Sutopo, pihaknya selama ini kesulitan mendeteksi tsunami setelah gempa. Penyebabnya, semua buoy sistem peringatan dini tsunami yang dipasang Indonesia di tengah laut tidak ada yang berfungsi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nggak ada buoy yang bisa dipakai sama sekali sejak 2012 sampai sekarang," kata Sutopo.
Dari 22 buoy tsunami yang dibangun Indonesia (8 unit) bersama Jerman (10), Malaysia (1), dan AS (2), sudah tidak ada yang beroperasi. Tidak adanya biaya pemeliharaan dan operasi menyebabkan buoy tidak berfungsi sejak 2012. Kondisi ini menyulitkan untuk memastikan apakah tsunami benar terjadi di lautan atau tidak.
Baca juga: Potret Kerusakan Parah Akibat Gempa 6,9 SR |
Saat ini BNPB hanya mengandalkan 5 buoy tsunami milik internasional di sekitar wilayah Indonesia untuk mendeteksi tsunami. Masing-masing 1 unit di barat Aceh (milik India), 1 unit di Laut Andaman (milik Thailand), dan 2 unit di selatan Sumba dekat Australia (milik Australia), serta 1 unit di utara Papua (milik AS). (hri/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini