"Diketahui oleh saksi sekitar TKP (kos) sering terjadi cekcok omongan korban dengan pelaku," kata Kapolres Karawang AKBP Hendy F Kurniawan kepada detikcom, Kamis (14/12/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kesenjangan perekonomian disebut-sebut menjadi salah satu penyebab percekcokan Nindya dan suaminya. Pendapatan suami yang pas-pasan sebagai office boy di sebuah perusahaan di Karawang, Jawa Barat, tidak bisa menunjang gaya hidup Nindya.
Sebelum memutuskan menikah dengan Kholil, Nindya bekerja sebagai pemandu lagu di sebuah tempat karaoke. Tempat karaoke tersebut saat ini diketahui sudah tidak beroperasi lagi.
"Dan pada saat rumah tangga memang terdapat kesenjangan perolehan ekonomi, di mana gaya hidup korban dan keuangan korban yang lebih menunjang," lanjut Hendy.
Dikatakan Hendy, korban menuntut pelaku memberikan lebih, sementara keuangan pelaku tidak mencukupi.
"Dan dalam tuntutan, korban sering meminta lebih seperti kendaraan sepeda motor yang bagus, serta dalam komunikasi pelaku banyak mengalah, itu pengakuan pelaku," tuturnya.
Nindya dan Kholil menikah pada 2015 di Pati, Jawa Tengah. Keduanya sebelumnya kenal lewat jejaring sosial Facebook.
"Menurut keterangan pelaku, pelaku yang diajak menikah oleh korban di mana pernikahannya dilangsungkan di Pati. Mereka memiliki satu anak dari hasil pernikahannya," tutur Hendy. (mei/dnu)