Pihak Pemkab Pati mengatakan bahwa Haryanto sedang berada di Jakarta untuk menerima penghargaan di Istana Negara. Termasuk Wakil Bupati dan Sekretaris Daerah juga berhalangan menemui perwakilan massa karena menghadiri dinas luar kota.
Asisten Pemerintahan Setda Pati, Sudiyono mengaku belum bisa memberikan jawaban atas tuntutan yang disampaikan oleh massa yang tergabung dalam Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) ini. Ia mengaku hanya bisa menerima keluhan masyarakat dan menyampaikannya kepada Bupati.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sudiyono mengakui posisi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati dalam kondisi yang dilematis. Sebab, dalam hal tersebut Pemkab dituntut untuk mampu menyeimbangkan keluhan masyarakat dan kebutuhan pemerintah yang ramah investasi.
![]() |
"Betapa sulitnya Pemda untuk memposisikan agar tepat dalam kondisi seperti ini. Satu sisi menyangkut kepentingan masyarakat, di sisi lain juga harus diperhatikan satu investasi, satu proses usaha itu juga kita butuhkan dan tidak bisa kita tutupi. Itupun juga hak dari mereka," paparnya.
Sementara itu, salah satu peserta aksi, Sri Wiyani menanyakan ketegasan Pemkab agar bisa mempertemukan Bupati dengan warga. Bahkan ia mengatakan akan mendatangi kantor Bupati setiap hari, sampai ditemui oleh Bupati secara langsung.
"Saya ini kangen dengan pak Haryanto, kalau ini nggak ketemu kan saya juga pinginnya setiap hari ke sini. Yang penting ada kejelasan, hari apa, jam berapa bisa ketemu beliau. Karena kalau tidak, nanti bakal ada warga yang ke sini setiap harinya. Bisa aja dua mobil, tiga mobil," terangnya.
Karena tak ditemui Bupati secara langsung, massa mulai meninggalkan kantor Bupati sekitar pukul 10.30 WIB. Mereka menggunakan puluhan truk bak terbuka sembari membawa sejumlah atribut aksi bernadakan penolakan semen. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini