Seperti dilansir Reuters, Rabu (13/12/2017), kasus ini kembali mencuat setelah tiga wanita bernama Jessica Leeds, Rachel Crooks dan Samantha Holvey yang mengaku menjadi korban pelecehan seksual Trump menggelar konferensi pers di New York pada Senin (11/12) waktu setempat.
Konferensi pers digelar oleh Brave New Films, rumah produksi non-profit yang memproduksi film dokumenter berjudul '16 Women and Donald Trump'. Dalam film dokumenter itu, sejumlah wanita menuding Trump mencium mereka tanpa izin, meraba bagian intim, memasukkan tangan ke rok juga menyentuh wanita-wanita secara paksa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Trump membantah tudingan-tudingan tersebut.
"Meskipun ribuan jam terbuang sia-sia dan jutaan dolar dihamburkan, Demokrat masih belum mampu menunjukkan bukti adanya kolusi dengan Rusia -- jadi sekarang mereka bergeser pada tudingan-tudingan palsu dan kisah-kisah rekayasa soal wanita-wanita yang tidak saya kenal/tidak pernah saya temui," ucap Trump via akun Twitter pribadinya, @realDonaldTrump, menanggapi pengakuan para wanita itu.
"BERITA PALSU!" imbuhnya.
Dalam konferensi pers, ketiga wanita yang menjadi korban Trump meminta Kongres AS untuk melakukan penyelidikan internal. "Kesampingkan afiliasi partai dan selidiki sejarah pelecehan seksual oleh Trump," ucap salah satu wanita, Rachel Crooks, dalam konferensi pers.
Lebih lanjut, ketiga wanita ini menyakini Trump tidak akan mundur terkait tudingan-tudingan pelecehan seksual yang menghujaninya. Namun menurut mereka, Trump harus bertanggung jawab atas perbuatannya.
(nvc/ita)