Seperti dilansir AFP dan Reuters, Senin (11/12/2017), seorang pejabat kantor Wapres AS mengkonfirmasi Pence tidak akan bertemu dengan siapapun dari Otoritas Palestina, setelah Palestina marah atas keputusan kontroversial AS mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Namun Pence masih akan bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, saat dia mengunjungi Israel dan Mesir pertengahan bulan ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Wakil Presiden sangat mengharapkan untuk mengunjungi kawasan untuk bertemu Perdana Menteri Netanyahu dan Presiden Al-Sisi," imbuhnya.
"Sungguh disayangkan bahwa Otoritas Palestina kembali meninggalkan kesempatan untuk membahas masa depan kawasan," sebut Agen.
Pada Sabtu (9/12) waktu setempat, Menteri Luar Negeri Palestina Riyad Al-Maliki menegaskan Presiden Abbas tidak akan bertemu dengan Pence saat dia berkunjung ke Palestina. Pertemuan keduanya tadinya dijadwalkan pada 19 Desember mendatang. Al-Maliki juga menyatakan, tidak akan ada komunikasi antara pejabat-pejabat AS dan Palestina untuk sementara ini.
Agen menegaskan, pemerintahan Trump 'tetap tak tergoyahkan dalam upaya mewujudkan perdamaian antara Israel dan Palestina dan tim perundingan damai kami tetap bekerja keras menyusun rencana bersama'. Namun Palestina berniat mencari mediator lain selain AS dan berupaya mengajukan resolusi Dewan Keamanan PBB untuk keputusan kontroversial Trump.
"Kami akan mencari mediator baru dari saudara-saudara Arab kami dan komunitas internasional," ucap Al-Maliki kepada wartawan di Kairo sebelum dia menghadiri rapat Liga Arab untuk membahas keputusan Trump soal Yerusalem.
(nvc/ita)











































