"Kita imbau yang belum imunisasi masyarakat itu berfikiran luas, jernih, berbaik sangka bahwa agama itu sebetulnya memudahkan walaupun tidak untuk dipermudahkan," kata Nasaruddin Umar kepada detikcom, Senin (11/12/2017).
Menurut Nasaruddin agama penting untuk diperhatikan perintah dan larangannya. Namun dalam kondisi darurat hal yang dilarang Agama dapat diperolehkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika keselamatan jiwa itu terlindungi melalui vaksin, Nasarudin berpesan agar masyarakat mengikuti imunisasi difteri. Halal atau tidaknya vaksin tersebut nantinya akan menjadi pembahasan tersendiri.
"Kalau keselamatan jiwa itu memang terlindungannya dengan vaksin maka vaksin itu harus. Dianggap sebagai langkah darurat yang harus diserukan ke masyarakat untuk menyelamatkan jiwa dengan cara melakukan vaksin itu. Soal vaksinnya itu nanti ada apakah itu murni halal atau tidak itu nanti saya kira perlu dibahas nanti di suatu pembahasan khusus," jelasnya.
Nasaruddin meminta Kementerian Kesehatan untuk serius menangani KLB Difteri. Dia berharap pemerintah mengandeng tokoh-tokoh agama untuk sosialisasi dan pendekatan kepada masyarakat agar mau diimunisasi.
"Kalau pendekatan keagamaan ditinggalkan saya khawatir nanti partisipasi masyarakat kurang. Supaya masyarakat lebih aktif maka tentu mengunakan bahasa agama untuk vaksin," ucapnya.
"Ketelibatan tokoh agama perlu untuk menghimbau secara agama ini ada hal yang sangat penting untuk diperhatikan, karena bagaimana kita bisa melahirkan SDM yang bagus tanpa ada anak-anak yang sehat dan cerdas," imbuhnya.
Dengan begitu harusnnya tidak ada keraguan masyarakat yang belum divaksin untuk segera melakukan imunisasi. "Harusnya masyarakat tidak ragu lagi. Kalau memang darurat itu bisa menyebabkan yang tidak boleh menjadi boleh," paparnya. (ibh/nvl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini