Novanto pertama kali mengirim surat dari Rutan KPK pada tanggal 21 November lalu. Ada dua surat tulisan tangan dan diteken dengan meterai yang dikirim Novanto.
Surat pertama ditujukan kepada pimpinan DPR RI. Di surat itu, dia meminta tak dicopot dari kursi Ketua DPR dan statusnya sebagai wakil rakyat dipertahankan. Surat itu bertanggal 21 November 2017.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Entah karena surat ini atau bukan, MKD DPR waktu itu membatalkan rapat bersama pimpinan fraksi-fraksi DPR. Alasannya, ada sejumlah pimpinan fraksi yang tak bisa hadir.
Surat kedua ditujukan kepada DPP Partai Golkar. Di surat itu dia menegaskan masih sebagai Ketum Golkar. Novanto juga menunjuk Idrus Marham sebagai Plt Ketum Golkar. Tak hanya itu, Novanto juga menunjuk dua Plt Sekjen, yaitu Yahya Zaini dan Azis Syamsuddin.
"Demikian harap dimaklumi," tulis Novanto menutup surat itu.
Sementara itu, di DPP Golkar, rapat pleno berlangsung alot. Sejumlah fungsionaris Golkar ngotot mempertahankan Novanto di kursi ketum dan ingin Idrus Marham menjadi Plt Ketum Golkar.
Surat ketiga Novanto terungkap dari Generasi Muda Partai Golkar (GMPG), yang dimotori Doli Kurnia. Doli mengaku mendengar kabar manuver Setya Novanto menunjuk Aziz Syamsuddin menjadi Ketua DPR.
"Kemarin sore kita dikejutkan oleh berita adanya pertemuan yang diinisiasi oleh Ketua FPG DPR RI Robert Kardinal dan Aziz Syamsuddin dengan mengundang ketua-ketua fraksi lainnya. Pertemuan yang kemudian cuma dihadiri oleh Arsul Sani dari F-PPP dan Cucun dari F-PKB dan Sekjen DPR RI ternyata untuk menyampaikan pengunduran diri SN dari Ketua DPR dan memaksakan untuk segera dilakukannya rapat paripurna untuk mengesahkan Aziz sebagai Ketua DPR berdasarkan surat dari SN," tutur Doli kepada wartawan, Sabtu (9/12).
Sementara itu Sekjen Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang merupakan anggota Komisi III DPR, Arsul Sani, membenarkan dirinya ikut menghadiri pertemuan di ruangan Fraksi Golkar, Lantai 12, Komplek DPR/MPR, Senayan.
"Bagi PPP sih pertemuan di lantai 12 (ruang Fraksi Golkar) itu nggak ada istimewanya, karena hanya mendengarkan Ketua F-PG (Robert J Kardinal) bilang kepada saya dan Cucun (Sekretaris F-PKB) bahwa Pak SN (Setya Novanto) telah memutuskan mundur dari Ketua DPR dan PG akan ajukan Aziz Syamsuddin sebagai penggantinya," ujar Arsul saat dikonfirmasi, Sabtu (9/12).
Ketua Koordinator Bidang Kesejahteraan Masyarakat DPP Golkar Roem Kono juga menanggapi kabar beredar surat pengunduran diri Setya Novanto sebagai Ketua DPR. Ia mengatakan ada pemberitahuan resmi soal surat keputusan dari Setnov.
"Itu saya belum dengar itu saya baru membaca itu ada pertemuan. Mungkin antara mereka ada bincang-bincang ya saya tidak tahu. Tapi yaa memang sudah ada pemberitahuan secara resmi memang betul bahwa ada surat keputusan dari Ketum Setya Novanto menunjuk saudara Aziz," ujar Roem saat konferensi pers di Pulau Dua Resto Kompleks Taman Ria Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (9/12).
Halaman 2 dari 3
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini