Dia adalah Eswien Nafiqoh (13), yang kini tercatat sebagai murid kelas VIII SMP Negeri 1 Sulang. Anak pasangan Samat dan Siti Kayatun ini tinggal di RT 6 RW 3 Dukuh Taraban, Desa Kunir, Kecamatan Sulang, Rembang.
Semenjak masih di sekolah dasar sampai sekolah menengah pertama, ia menjadi langganan peraih peringkat pertama di kelasnya. Rata-rata nilainya di angka 8-9.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya khawatir kondisi saya saat ini bisa menghentikan langkah anak saya mengenyam dunia pendidikan. Kalau saya lihat nilai di rapornya juga bagus-bagus dan selalu ranking I. Jadi eman (sayang) kalau tidak melanjutkan ke SMA," paparnya saat ditemui detikcom di rumahnya, Jumat (8/12/2017).
Kedua orang tua Eswien hanya bekerja serabutan. Jika masuk musim tanam, mereka ikut menjadi buruh tani. Selain musim tanam, mereka mencari pekerjaan sebagai buruh cuci ataupun buruh batu.
"Selama ini juga tidak ada tawaran beasiswa atau apa. Saya mau cari tahu juga nggak paham, saya ini cuma orang desa. Justru saat ini saya berharap ada beasiswa yang bisa jadi penyemangat kita untuk pendidikan Eswien," imbuh Samat.
Kondisi keluarga Eswien memang bisa masuk dalam kategori kurang mampu. Mereka tinggal di sebuah rumah yang berdiri di atas tanah pinjaman keluarga, berukuran sekitar 9x5 meter berdinding kayu beralas tanah.
Penghasilan orang tuanya pun terbilang pas-pasan dan tidak pasti. Untuk pergi sekolah, Eswien mengendarai sepeda menempuh jarak sekitar 5 kilometer. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini