Ketua Presidium Alumni 212 Slamet Maarif mengatakan Yerusalem sudah beribu tahun lalu dinyatakan sebagai ibu kota Palestina. Menurutnya, tak ada yang berhak merampas hak Palestina yang menjadikan Yerusalem sebagai ibu kota.
"Alumni 212 akan selalu bersama bangsa Palestina yang sudah puluhan tahun berjuang untuk kemerdekaannya. Sejak dulu sampai hari ini bangsa Palestina telah menjadikan Yerusalem (Al-Quds) sebagai ibu kota Palestina. Tidak ada satu negara pun di dunia yang berhak merampas hak bangsa Palestina atas Al-Quds sebagai ibu kota Palestina merdeka," ungkap Slamet lewat pesan singkat, Kamis (7/12/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alumni 212 dan umat Islam Indonesia bersama bangsa Palestina menolak penjajahan Israel atas Palestina dengan Al-Quds-nya. Kami juga menyeru seluruh bangsa Arab dan seluruh negara Islam menolak putusan dan keinginan AS menjadikan Yerusalem sebagai ibu kota Israel," ungkapnya.
Pada saat bersamaan, Slamet juga meminta pemerintah Indonesia terus mendukung kemerdekaan Palestina.
"Presidium Alumni 212 meminta Pemerintah RI tetap konsisten membela kemerdekaan negeri Palestina dengan Al-Quds sebagai ibu kotanya," tuturnya.
Trump menyampaikan pengakuannya soal Yerusalem pada Rabu (6/12) siang waktu setempat. Dia berdalih pengakuan tersebut sebagai upaya menciptakan perdamaian.
Trump berdalih hal itu bagian dari tujuan untuk mencapai perdamaian dan menjadi keputusan yang tepat.
"Israel adalah negara yang berdaulat dengan hak seperti setiap negara berdaulat lainnya untuk menentukan nasibnya sendiri," kata Trump seperti diberitakan AFP, Kamis (7/12/2017).
"Pengakuan ini sebagai sebuah fakta penting untuk mencapai perdamaian. Sudah saatnya untuk secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel," sambungnya. (jbr/tor)