"Semua penggantian kan ada suatu proses, proses wanjakti (dewan jabatan dan kepangkatan tinggi) yang cukup teliti siapa sih yang mesti diganti," kata Wiranto di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (6/12/2017).
Kemudian, lanjut mantan Panglima ABRI ini, kalau memang nanti perwira yang diganti tersebut tidak mumpuni, tidak ada salahnya dimutasikan kembali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wiranto pun menegaskan memang seharusnya pergantian pejabat itu bukan berorientasi kepada 'dia orangnya siapa', melainkan pada kemampuan yang dimiliki perwira tersebut.
"Tentu kita harapkan bahwa setiap penggantian itu orientasinya itu bukan orangnya siapa, orangnya ini, orangnya itu, bukan. Orientasi kita setiap penggantian itu adalah orientasi kompetisi, orientasi kualitas. Sejak dulu TNI itu ada isu ini orangnya siapa, itu isu sejak dulu ada," katanya.
"Tapi saya yakin bahwa TNI cukup matang, TNI AU, TNI AL dan TNI AD, semuanya bertumpu pada Sapta Marga dan Sumpah Prajurit. Mereka adalah orangnya Republik Indonesia, orangnya Panglima Tertinggi yang memimpin negeri ini. Tidak ada orang-orangan. Saya yakin setiap semua perwira punya kesadaran," tambah Wiranto.
Dia juga menambahkan, dalam rangka kesinambungan organisasi, proses pergantian Panglima TNI harus berjalan baik. Dia tak ingin pergantian ini menjadi masalah di kemudian hari.
"Saya sendiri juga mantan Panglima TNI, tahu persis bahwa setiap penggantian jangan sampai menimbulkan masalah-masalah yang bisa mengganggu jalannya organisasi. Tatkala kita berorientasi kepada kompetensi dan kualitas. TNI adalah seorang prajurit yang setia kepada Sapta Marga, NKRI. TNI selalu setia kepada pimpinannya, dan pimpinan tertinggi adalah Presiden Republik Indonesia," jelasnya. (rjo/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini