Desakan untuk mempercepat digelarnya Munaslub Golkar makin santer. Sekretaris Dewan Kehormatan Partai Golkar Priyo Budi Santoso menekankan agar munaslub digelar melalui mekanisme partai. Ia juga menegaskan Airlangga Hartarto, yang sedang naik daun sebagai kandidat caketum Golkar, bukanlah satu-satunya tokoh potensial di Golkar. Siap menantang?
"Saya bertemu dengan Ketua Dewan Pembina Pak Aburizal Bakrie dua jam kemarin malam. Saya minta Ketua Dewan Pembina turun tangan, jika terjadi gempa hebat di Partai Golkar, kami sepakat dengan Pak Aburizal Bakrie bahwa seyogianya semua pihak mematuhi hasil pleno," kata Priyo kepada wartawan, Selasa (4/12/2017).
Dan, kalau ada dorongan mempercepat digelarnya munaslub, misalnya, ujar Priyo, itu harus melalui mekanisme partai. Yakni menganulir rapat pleno sebelumnya dan mengagendakan rapat pleno lagi untuk mempersiapkan Rapimnas Golkar sebagai alur menuju munaslub.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Soal dorongan aklamasi untuk Airlangga Hartarto, Priyo kurang sepakat. Menurutnya, Golkar sudah mengembangkan budaya demokrasi dan tak boleh ada putra mahkota tunggal dalam Munaslub Golkar.
"Berilah kesempatan yang sama terhadap tokoh-tokoh lain. Airlangga di mata saya adalah sahabat dan tokoh potensial. Ketika saya ketua fraksi, saya percayakan menjadi ketua komisi perindustrian dan berhasil, tapi dia bukan satu-satunya tokoh potensial. Masih bertebaran tokoh potensial lainnya. He is not the only one," kata Priyo.
Lantas, siapa tokoh potensial di Golkar yang menurutnya bakal punya kesempatan di Munaslub Golkar?
"Ada Titiek Soeharto, Azis Syamsuddin, Idrus Marham, Mahyudin, dan Priyo Budi Santoso," kata Priyo.
"Tetapi saya tidak mau menyatakan hari ini karena itu nggege mongso. Kalaupun saya menyatakan maju, akan saya sampaikan pada saat yang tepat, jika sudah ada kepastian semuanya, dan saya ingin memastikan semua proses demokrasi di Golkar berjalan," pungkasnya. (/van)