Dialog dengan Anies dipandu oleh Wali Kota Jakarta Pusat Mangara Pardede di Gedung Pertemuan Pertamina, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Selasa (5/12/2017).
Salah satu pengurus RT dari Kecamatan Gambir, Ahmad, mengeluhkan perlintasan kereta api sebidang yang ditutup karena mengganggu akses warga. "Kemarin 3 warga kami meninggal karena terjebak macet, tolong dikaji aspek teknis pentupan karena menyebabkan macet," tutur Ahmad.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ahmad juga meminta laporan pertanggungjawaban (LPJ) dari RT dan RW dihapuskan. Karena, menurutnya, hal tersebut merupakan praktik kebohongan dari jajaran RT dan RW.
"Di sini kami bicara mental dan moral, sudah berapa kali kami buat kebohongan LPJ, duitnya belum nerima tapi sudah disuruh bilang terima," paparnya.
Ada juga anggota lembaga masyarakat kota (LMK), Budi, yang mengeluhkan tidak diberikannya anggaran pada mereka. Budi mengatakan pihaknya ikut terjun ke masyarakat dan pantas untuk diberikan apresiasi.
"Kenapa dana Rp 34 miliar bisa batal turun pada November 2017. Saya baca RAPBD tidak dipos LMK ini. Saya mengharap ada perhatian pada gubernur untuk megalokasikan dana itu," tuturnya.
Sementara itu, Amin dari Johar Baru mengeluhkan diskriminasi yang diterima anak muda dari wilayahnya. Menurutnya, banyak warga ber-KTP Johar Baru susah mendapatkan kerja.
"Anak muda kalau KTP Johar Baru, susah masuk kerja. Masyarakat sangat mengharapkan bisa diakomodasi dalam dunia kerja," jelasnya.
Sempat ada ketengangan karena sebagian warga tidak bisa menyuarakan aspirasinya. Anies menegaskan akan menampung terlebih dahulu usulan dan pertanyaan yang disampaikan kepadanya. "Sudah 14 ini ya, lainnya nanti, bukan jawaban sekarang. Yang penting pelaksanaanya nanti," kata Anies.
(fdu/aan)











































